Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Koma (Lanjutan)

2 Februari 2018   02:12 Diperbarui: 2 Februari 2018   02:45 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papa koma huhuhu...

Mama dan A Koh duduk di hadapan dokter, sedangkan saya berdiri karena di ruangan itu hanya tersedia dua buah kursi.

Dokter tersebut menghela napas panjang beberapa kali sebelum melanjutkan ucapannya. "Terus terang, Pak Yo sudah tidak bisa diselamatkan. Fungsi livernya yang bekerja tinggal 25 persen. Fungsi jantungnya juga tinggal 30%."

A Koh dan saya langsung menangis tapi Mama tetap tegar. Dengan suara tak berubah beliau bertanya, "Tinggal berapa lama lagi umurnya, Dok?"

"Sulit dikatakan! Tapi Pak Yo akan mengalami 3 fase sebelum meninggalkan dunia ini. Pertama, seperti yang ditemukan Yoyo semalam. Pak Yo sudah tidak bisa membedakan lagi alam nyata dan alam khayalnya. Keduanya sudah tumpang tindih, bercampur satu sama lain dan bergantian mendominasi. Itu sebabnya semalam dia merasa sudah berada di Amerika."

"Fase itu berapa lama biasanya?"

"Tidak bisa ditentukan."

"Setelah itu apa yang terjadi, Dok?" tanya Mama lagi.

"Setelah fase pertama dilalui, Pak Yo akan mengalami fase histeris. Di level ini biasanya pasien akan mengamuk dan berteriak-teriak..." Dokter itu melanjutkan teorinya.

Kami sekeluarga terdiam dengan pikiran masing-masing. Tidak terbayang semua ini bisa terjadi pada Papa.

"Fase histeris biasanya tidak lama. Umumnya akan berlangsung paling lama seminggu. Tapi tentu saja kita harus bersiap pada peristiwa anomali yang mungkin saja terjadi."

Keheningan mendominasi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun