"Iya, Pa. Nanti Yoyo sampaikan."
Kondisi Papa semakin menghawatirkan. Di suatu malam, dia terlihat gelisah sehingga sulit sekali untuk tidur. Kepalanya bergerak terus ke kanan dan ke kiri. Kadang dia diam dengan pandangan nanar ke arah atap kamarnya.
"Itu apa, Yo?" Sekonyong-konyong dia bertanya sambil menunjuk ke arah AC yang ada di dinding.
"Yang mana, Pa? AC maksud Papa?"
"Oh, itu AC. Kalau itu apa?" tanyanya lagi sambil menunjuk ke arah kulkas.
"Itu lemari es, Pa," sahut saya keheranan bercampur cemas.
"Kalau itu?" Kali ini dia menunjuk ke arah TV.
"Itu TV, Papa."
"Hehehehehe...." Mendadak Papa tertawa geli dengan suara lemah.
"Kenapa, Pa? Kok, Papa tertawa? Apa yang lucu, Pa?"
"Jauh-jauh datang ke Amerika, ternyata sama saja," kata Papa lagi.