"Yes, I am Yoyo. Can I help you, officer?" tanya saya.
"I have a letter from Raoul for you," katanya sambil menyerahkan sebuah amplop kecil.
"From Raoul? Where is he, officer?" tanya saya kebingungan seraya menerima amplop tersebut,"Is he going somewhere?"
"He died, Miss."
"What?" Saya kaget bukan main.
"Yes, Miss. He got heart attack 2 weeks a go."
Saya shock dan tidak tau harus mengatakan apa. Polisi itu juga diam. Nampaknya dia hendak memberikan waktu buat saya untuk menenangkan hati.
Tidak lama kemudian Sang Polisi bercerita bahwa beberapa hari sebelum kematiannya, Raoul bertingkah seperti orang linglung. Setiap hari dia duduk di bangku tempat kedatangan bus-bus turis. Setiap kali ada bus datang, Raoul langsung menyambut dan bertanya pada semua turis yang turun, "Is there Yoyo here? Did you see Yoyo?"
Bukan cuma turis bahkan sampai semua semua supir bus diberondong pertanyaan yang sama oleh Raoul. "Do you know. Yoyo? Is she here with you? She is my grand daughter."
Betapa sedih saya mendengar cerita polisi tersebut. Sambil menahan isak tangis, saya berkata dengan suara lirih, "Thank you, Officer."
"I am sorry, Miss. Take care." Selesai menghabiskan kalimatnya, polisi itu pamit dengan cara menyentuh ujung topinya lalu beranjak pergi.