"Hihihihi..." Saya berusaha keras menahan tawa agar cerita Raoul tidak terputus.
"Di atas ranjang tergolek sesosok tubuh perempuan dan Si Nelayan mengira itu isterinya.."
"Hihihihi..." Â Aduh! Semakin lama semakin susah menahan tawa.
"Mungkin karena pengaruh alkohol, orang itu horny sehingga merasa perlu melaksanakan hajat. Dengan bernafsu dia langsung menyergap perempuan yang sedang tidur tadi..."
"Hihihihihihihihi...." Kali ini, tawa saya tidak bisa ditahan lagi. Saya tertawa tanpa henti karena cerita tentang nelayan mabuk ini buat saya lucu bukan main, "Hihihihihihihi...."
"Perempuan itu tentu saja kaget bukan main. Dia menjerit minta tolong karena mengira ada seseorang yang ingin memperkosanya..."
"Stop! Stop Raoul! Give me a break...! Hihihihihihihihi...."Dan pecahlah biang tawa ini tanpa mengenal selesai. Saya terkekeh-kekeh dengan tubuh terguncang-guncang. Air mata saya meluap berebutan ke luar bersama tawa yang tidak juga mau berhenti.
Karena terlalu hot mengumbar tawa, saya jatuh dari batu yang saya duduki dan terjengkang ke belakang. Untungnya Raoul cepat menangkap tubuh saya. Walaupun sudah berusia 80 tahun, kakek ini ternyata masih kuat dan sigap.
"Hihihihihi.....!" Dengan posisi masih berpelukan, saya terus berusaha meredakan badai tawa yang tidak juga mau berhenti.
"I like the way you laugh, Yoyo. You look so pretty...." Tiba-tiba Si Kakek berbisik dengan suara halus di telinga saya.
"No! You don't like the way I laugh. You like the way I fall..." kata saya, "Hihihihihihihi...."