Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nama Saya Yoyo, Saya Single Parent

4 Mei 2015   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 17720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya Tuhanku, berilah ketabahan untuk Ernestku ini Tuhan. Berilah dia tambahan kekuatan. Saya sangat mencintai Ernest Tuhanku. Tolonglah dia.... Saya terus berdoa dalam hati.

Tepat pukul 12 malam, saya terbangun, lalu menyalakan hio. Sebagai umat Budha saya ingin minta ampun dan minta petunjuk atas cobaan yang sedang menyelimuti kami berdua. Sebenarnya saya jarang menyalakan hio karena  tetangga sebelah beberapa kali terganggu oleh baunya dan mengadu pada landlord yang tinggal di appartment paling bawah. Tapi kali ini saya merasa perlu berdoa menyalakan hio.

Sambil memegang hio yang menyala, saya berdiri di atas lutut, kemudian pai kui (menyembah) sebanyak 3X dan mulai berdoa, ""aku berlindung kepada Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya."

Seraya memejamkan mata, saya lanjutkan, "aku berlindung kepada Amitabha Buddha/Namo Amitabha buddhaya/Namo Oh Mee Toh Fo."

"Wahai Buddha, aku bertekad untuk tidak melakukan perbuatan jahat dan bodoh lagi, karena sekecil apapun perbuatan jahat dan bodoh yang baru, pasti akan melahirkan penderitaanku yang baru.

Oh Buddha, aku selalu mengharap, agar orang-orang yang berada dalam hidupku, terutama Ernest, semoga bisa hidup lebih beruntung dan bahagia. Semoga semuanya bisa hidup lebih tentram dan damai. Semoga semuanya dapat bersama-sama memasuki jalan yang benar, memasuki pintu kesucian Dharma, melenyapkan penderitaan dan sampai terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati"

Esok paginya, kami sudah duduk kembali di meja makan sambil menikmati kopi dan croissant yang sudah dihangatkan dalam oven. Mata Ernest terlihat merah dan sembab, mungkin dia tidak bisa tidur nyenyak semalaman itu.

"Jadi rencana kamu bagaimana Yo?" tanyanya membuka percakapan.

"Seperti yang saya katakan kemarin, saya nggak akan menyusahkan kamu."

"Persisnya bagaimana Yo?"

"Saya akan melahirkan anak ini. Jadi saya nggak mungkin tinggal sama kamu. Saya harus pergi dari sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun