"Saya baik-baik aja. Kamu?"
"Saya juga baik." sahutnya sambil melirik ke arah perut saya.
Sejenak keheningan menyela.
"Begini Yo, saya kemarin ketemu sama Victor, temen saya yang dulu kuliah di Denver. Sekarang dia sudah tinggal di New York.
"Oh Victor. Iya saya inget sama dia."
"Dia bersedia membantu kita untuk meminjami uang untuk aborsi kandungan kamu." ucap Ernest.
Saya mendengarkan omongannya tanpa memberi reaksi apa-apa.
"Dan yang lebih bagus lagi, dia juga punya chanel dokter kandungan yang mau melakukan aborsi ini. bagus kan yo?"
"Oh begitu?"
"Iya. Akhirnya masalah kita bisa terselesaikan."
Belum lagi saya menyahut, Ernest memeluk saya.