Setelah mendengar itu, tentu saja dia membalikkan sepedanya dan segera mengayuhnya mengarah ke arah rumah sakit tempat Finn dirawat. Ia juga mengetahui itu dari ibunya Finn.
"Finn, aku yakin dia baik-baik saja.. pasti bukan kecelakaan besar. Dia pasti baik-baik saja.." batin Noah, berusaha meyakinkan pikirannya.Â
Tak lama kemudian, ia sampai ke rumah sakit itu dan memarkirkan sepedanya di parkiran khusus sepeda. Meski dia tahu tubuhnya masih terasa lelah karena mengayuh sepeda tadi, tapi ia memaksanya berjalan untuk tiba ke tempat Finn berada. Dia harus memastikan dulu, bahwa sahabatnya baik-baik saja.
"Finn!" teriakan itu otomatis membuat semua orang yang berada di ruangan itu seketika menoleh, kecuali seseorang yang sedang terbaring di ranjang. Noah menoleh ke sekitar ruangan itu, ada ibu dan ayahnya Finn, dan adiknya Finn, Nicco. Juga beberapa kenalan lainnya.
Noah berjalan perlahan ke arah seseorang yang terbaring di ranjang itu, yang sudah pasti adalah Finn. Awalnya dia ragu dan malah menoleh ke arah Ellen, ibunya Finn.
"Nte, Finn-nya gak pa-pa?" tanya Noah, khawatir. Ellen terdiam beberapa saat sambil menoleh ke arah anaknya itu, lalu menoleh kembali ke arah Noah dengan senyum tipis namun terlihat sedikit sedih.
"Gak pa-pa kok, Noah. Tulangnya retak sedikit, tapi kata dokter itu masih bisa diobati." mendengar itu, Noah pun mengangguk.Â
Akhirnya Noah memberanikan diri untuk menghampiri sahabatnya itu. Finn, sedang tertidur. Syukurlah, setidaknya dia tidak sedang kesakitan dan bahkan sempat untuk tidur.
"Noah, kami ke luar sebentar ya." Kata Ellen, ia pamit karena ingin mengantarkan para kenalan lainnya yang akan pulang.
Setelah semua orang pergi, hanya tersisa Noah dan Finn di sana. Noah hanya bisa duduk dan menatap sahabatnya yang tertidur. Ia pun menyandarkan wajahnya di telapak tangannya.
"Hahh..., untunglah. Kok bisa kecelakaan sih.." gumam Noah.