"Oh.." balas Finn, lalu ia kembali duduk di sebelah Noah. Noah hanya bisa menatapnya dengan bingung, kenapa sahabatnya itu kembali duduk?
"Gak jadi ke kantinnya?"Â
"Gak jadi. Kasian kalo kamu cuma ngeliat aku makan-makan, tapi kamu sendiri lagi puasa."
"Aku gak apa-apa kok. Udah! Pergi sana, daripada nanti kelaparan," paksa Noah, rasanya gak enak juga kalau Finn gak jadi makan gara-gara dia.
"Enggakk, aku gak mauu!"
Noah akhirnya menyerah. Sulit memaksa orang yang keras kepala seperti Finn, apa harus dipanasin pakai air panas dulu biar gak keras kepala begini? Pikirannya pun berdalih pada buku gambar yang dikeluarkan Finn dari tas kuningnya.
"Ngegambar lagi?" tanya Noah sambil melihat Finn yang sedang menggambar di buku gambarnya itu.
"Iya dong! Aku kan pengen jadi seniman."
Menjadi seniman, merupakan impian Finn sejak kecil. Noah teringat saat kelas 4 SD, Finn menceritakan semua impiannya, termasuk tentang keinginannya menjadi seniman terkenal.
"Seniman itu yang kerjanya melukis di jalan?"
"Melukis sih iya, tapi gak selalu di jalan. Impian aku itu jadi seniman terkenal!. Yang lukisannya seharga jutaan dollar itu lho.. terus nanti buka galeri seni di Paris, Perancis!"