"Gambarmu makin bagus, serius! Kayaknya kamu banyak latihan ya akhir-akhir ini? Soalnya banyak gambar yang belum pernah kulihat.."
Finn mengacungkan jempolnya dengan senyum bangga. Ya, benar. Dia banyak latihan akhir-akhir ini. Meski ia memiliki cita-cita sebagai seniman, sebenarnya ia tidak memiliki bakat dalam bidang itu. Hal itu yang membuktikan bahwa karya-karya seninya murni hasil kerja kerasnya sendiri. Fakta itu juga yang menjadi salah satu alasan kenapa Noah sangat bangga memiliki sahabat karib seperti Finn.
Finn adalah orang yang tekun dan pekerja keras, itu juga yang menjadi pedoman bagi Noah yang memiliki cita-cita menjadi dokter. Dia juga harus tekun belajar mulai hari ini, tidak ingin kalah dari sahabatnya itu.
---------------------------------------------------------
"Finn, bisa bantu cariin Nicco gak? Dari tadi mama cari gak ketemu..." pinta seorang wanita yang berumur 30-an awal itu. Dia adalah ibunya Finn yang biasa dikenal dengan nama Ellen, Nicco yang disebut ibunya itu merupakan adik Finn yang umurnya berbeda 4 tahun dengan Finn.Â
"Oke, ma"Â
Finn langsung mencari adiknya itu di bengkel ayahnya. Ia tahu, adiknya itu suka bermain sendirian di sana.
         Â
"Coco..., kamu dimana? Mama cariin tuh!" Finn lalu mengitari bengkel dan masih juga belum menemukan adik laki-lakinya itu. Bengkel ayahnya memang lumayan luas, ukurannya hampir setengah besarnya dari rumah keluarga Finn. Jadi membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencarinya, apalagi banyaknya barang di bengkel itu membuat semakin susahnya Finn untuk mencari adik laki-lakinya.
"Aneh, kok gak ada ya? Paman yang sering membantu ayah di bengkel juga gak ada, tumben.."
Karena terlalu fokus mencari. Finn pun tidak menyadari, bahwa ada suara derit aneh yang bersumber dari atas tempat ia berdiri. Tidak hanya derit, benda yang menjadi sumber suara derit dan berjarak 3 meter itu bahkan perlahan mulai meluncur ke arah nya.