Akhirnya Aksionov dijatuhi hukuman cambuk lalu dipenjarakan selama 26 tahun di penjara Siberia.Â
Segala kegantengannya hilang: rambutnya memutih seperti salju, jenggotnya panjang, jarang serta abu-abu. Ia menjadi bongkok, jalannya lamban, sedikit bicara, dan tak pernah tertawa, tetapi sering berdoa.
Dalam penjara Aksionov belajar membuat sepatu lars untuk menghasilkan uang. Dan dengan uang itu, ia membeli buku "Riwayat Orang Kudus."
Ia selalu membaca buku itu. Pada hari Minggu ia membaca Kitab Suci dan ikut koor, karena suaranya masih bagus. Karena itu pimpinan penjara sangat menyukainya. Bahkan sesama narapidana sangat menghormati dia dan menyebutnya "Kakek dan Santo."
Akhirnya pada suatu waktu ada sekelompok tahanan baru dibawa juga ke penjara Siberia. Diantaranya ada  seorang tahanan yang berasal dari Vladimir. Namanya Makar Semyonich.
Ternyata ia adalah pelaku  pembunuhan itu 26 tahun silam.
Dan....
Kendatipun Aksionov memaafkannya, Makar Semyonich mengakukan kejahatannya. Tetapi, pada waktu surat perintah pembebasannya diterima, Aksionov sudah meninggal dunia untuk selamanya.
***
Pesan cerita ada pada judul kisah ini: "Tuhan membenarkan dengan menguji ketabahan hati".
Kebenaran yang utama hanya ada di dalam Tuhan.
Penyesalan dan permohonan maaf
 itu penting untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan.
Memaafkan  dan pintu maaf harus selalu terbuka bagi orang yang telah bersalah kepada kita!
***
Atambua: 09.10.2024