Dalam perjalanan Aksionov bertemu dengan seorang pedagang kenalannya. Mereka menginap di losmen yang sama. Mereka minum teh dan kemudian tidur di kamar bersebelahan.
Keesokan harinya, setelah membayar bonnya ia berangkat sebelum fajar.
Setelah menempuh jarak sekitar duapuluh lima mil, ia berhenti untuk memberi makan kuda-kudanya dan beristirahat sebentar.
Tiba-tiba sebuah kereta yang ditarik tiga kuda mendekat padanya. Seorang petugas bersama dua tentara menghampiri Aksionov dan menyelidikinya dengan saksama:
"Di mana kamu melewatkan tadi malam? Sendirian atau bersama seorang kawan pedagang? Apakah kamu melihat pedagang itu pagi ini? Mengapa kamu meninggalkan losmen itu sebelum fajar?"
Aksionov menjawab semua pertanyaan itu dengan benar dan rinci.
Kemudian seorang polisi berkata: "Saya seorang polisi wilayah ini, dan perlu menanyai kamu, karena pedagang yang bermalam bersamamu itu ditemukan tewas dengan tenggorokan putus. Kami harus menggeledah barang-barangmu."
Mereka masuk ke kedai itu. Kedua tentara dan polisi melepaskan tali bawaan Aksionov dan memeriksanya. Tiba-tiba polisi menarik sebuah pisau dari tas Aksionov dan berseru: "Pisau ini milik siapa?"
Aksionov melihat dan menyaksikan sebuah pisau dengan bercak darah dikeluarkan dari tasnya. Dia terpana campur ketakutan.
Aksionov dituduh telah membunuh dan mencuri uang pedagang itu sebanyak dua puluh ribu rubel. Alat buktinya jelas, pisau dengan bercak darah terdapat dalam tasnya.
Meskipun Aksionov bersumpah bahwa ia tak melakukan itu. Pisau itu pun bukan miliknya.
Singkat cerita, polisi menyuruh kedua tentara memborgol Aksionov dan menggiringnya ke kereta. Waktu mereka mengikat kakinya dan menggelundungnya ke dalam kereta, Aksionov membuat tanda salib dan menangis.