Mohon tunggu...
Yola Widya
Yola Widya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penyuka kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temu Yang Tak Kunjung Datang

28 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kesel sama kamuuuu!" teriak Ana keras-keras sambil menendang kaki Faris. Tak dihiraukannya teriakan kaget cowok yang langsung membungkuk memeriksa lututnya itu. "Balikin sini hapeku!"

            Faris berkelit. Menghindari tangan Ana yang mencoba merebut kembali hapenya. "Pinjam sebentar! Kalian berdua pasti nyembunyiin sesuatu dariku!" Faris berlari pincang ke arah taman kampus. Sementara Ana yang histeris, tertahan oleh kerumunan teman-temannya yang penasaran dengan keributan antara mereka berdua.

            "Farisssss ... balikin hape gueeee!"

Tentu saja Faris tidak mempedulikan jeritan Ana. Ia langsung konsentrasi membuka chat antara Ana dan Viya. Faris melongo begitu membaca percakapan kedua gadis itu. "Warung kopi?" desisnya. "Jadi ini yang kamu sembunyikan selama ini dari aku, Viy? Kamu sering janjian sama cowok lain di warung kopi!"

***

            "Eh, Viy, sini bentar!"

Aku menoleh ke arah sumber suara yang memanggil. Si bos kelihatannya sedang dalam suasana hati tidak enak. Bisa dipastikan dari gesture-nya. Jari tangannya mengetuk-ngetuk meja kasir.

            "Ada yang salah, Bos?" tanyaku to the point. Masa iya sih masih complain juga. Padahal udah berusaha kerja sesuai keinginan pak tua ini.

            "Kamu kenal orang itu? Tuh, yang duduk di deket jendela. Dari tadi dia merhatiin kamu, plus kita semua juga dipantaunya. Bukan debt collector kan?"

Spontan aku menegok ke arah yang ditunjuknya. Tak seperti yang kubayangkan. Yang duduk di sana itu seorang cowok dengan jaket cokelat yang sangat kukenal. Bahkan wangi parfumnya selalu tercium sepanjang hari walaupun tak bersua dengannya sekalipun. Begitu mendalam ....

            "Hei!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun