Mohon tunggu...
Yola Widya
Yola Widya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penyuka kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temu Yang Tak Kunjung Datang

28 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:26 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersentak kaget ketika tiba-tiba si Bos menepuk bahu.

"Napa bengongnya lama sekali? Itu orang beneran tukang tagih hutang kan?"

Wajah yakinnya membuatku sebal. Kalau tidak ingat butuh duitnya pasti sudah kumaki-maki.

 "Alah Bos ini ... itu kan temen," dalihku, "Palingan mau minjem catatan tadi siang." Aku meletakkan gelas-gelas kosong di meja kasir. Pura-pura tidak melihat wajah si Bos yang membiru karena aku lancang.

            "Kenapa ke sini?" desisku penuh ancaman. Kutarik lengan Faris sampai dia berdiri. "Sini ikut aku!"

Faris bergeming. Aku menatapnya. Ia balas menatapku. Seperti biasa sangat dalam. Dan aku kalah. Kutundukkan kepala.

            "Ayo, pulang!" tangannya mengenggam tanganku. Sebegitu yakinnya aku akan langsung ikut dengannya.

            "Nggak! Aku nggak bisa ...." Kutarik tanganku dari genggamannya.

Kecewa jelas terpampang di wajah tampannya. Baru kali ini aku menolak permintaanya begitu tegas. Maafkan aku, Ris ....

            "Baiklah ...." Suaranya terdengar parau. Begitu kecewanya Faris pada diriku.

Rasanya ingin berlari dan menahannya pergi begitu ia membalikkan badan, lalu keluar ruangan dengan membawa kecewa yang sangat dalam. Ini pertama kalinya Faris meninggalkanku sendirian. Selama ini selalu aku yang sering berlalu begitu saja meninggalkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun