"Neng Tasya, ngapain masih jualan koran di jaman digital gini, orang-orang baca berita udah dari internet kali neng." Pak Abdul, penjual keripik singkong yang selalu menjualkan dagangan nya di samping jualan Anastasia.
"Yaelah pak, meskipun udah ada hp, nyari berita tinggal ketik, gak menjamin orang-orang jadi hobi baca, kalo disuruh menyimpulkan masalah dari satu berita di internet tinggal copy paste aja, terus masukin ke AI terus diketik 'apa kesimpulan berita ini' langsung muncul isi singkatnya, tetep aja gak dibaca," balas Anastasia.
"AI teh apa neng?" tanya pak Abdul.
"Robot," jawab Anastasia dengan nada bicara malas.
"Emang robot bisa baca?" tanya pak Abdul lagi.
"Jaman sekarang mah robot disuruh motongin singkong buat dijadiin keripik juga bisa pak." Anastasia menaiki sepedanya dan bersiap untuk pergi.
"Neng mau kemana?" pak Abdul yang melihat Anastasia hendak pergi sontak terkejut.
"Keliling, rezeki mah dicari bukan ditungguin, mari pak Abdul." Anastasia pergi meninggalkan pak Abdul.
"Iya hati-hati."
Setelah seharian berkeliling menawarkan dagangannya pada orang-orang, koran yang dijual oleh Anastasia hanya terjual tiga. Saat ini Anastasia berada di sebuah warteg pinggir jalan dekat dengan rusun tempat dimana ia tinggal.
"Bu, saya nasi sama tempe orek, dibungkus." Anastasia duduk di kursi kayu panjang yang disediakan oleh wartegnya.