Mohon tunggu...
Yo Dhairyanara
Yo Dhairyanara Mohon Tunggu... -

WNI

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Satu Sudut Pandang Solusi Kemacetan

29 Januari 2014   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

3)   Beretika dalam  berkendara.

Salah satu penyebab kemacetan adalah etika berkendara yang tidak diindahkan. Sebagai contoh, apabila terjadi antrian kendaraan pada suatu lajur dan antrian tersebut melintasi persimpangan, sering ditemui tidak diberikannya jarak atas persimpangan tersebut sehingga kendaraan yang akan melintas menjadi tidak bisa dan akhirnya menimbulkan kemacetan di semuan lajur jalan. Contoh lain berupa kurangnya tenggang rasa bagi pengendara lain berupa tidak memberikan jalan kepada kendaraan yang sudah memberikan tanda akan berbelok namun tidak diberi kesempatan oleh pengendara lain, terutama motor, sehingga pengendara tersebut harus berhenti untuk beberapa saat dan menimbulkan antrian kendaraan di belakangnya.

Selain itu banyak pengendara yang memanfaatkan arti marka walaupun secara etika akan mengakibatkan tersendatnya lalu lintas. Contoh yang sering terjadi adalah seringnya pengendara yang meluncur dari suatu jalan dan memotong jalan pengendara lain dengan memanfaatkan marka jalan berupa garis yang terputus-putus. Pemotongan jalan tersebut membuat pengendara dari lajur lain harus mengurangi kecepatannya yang apabila volume kendaraannya cukup tinggi dapat langsung menimbulkan kemacetan.

Dengan demikian penting bagi para pengguna jalan untuk saling menjaga etika berkendara sehingga dampak kemacetan yang akan terjadi dapat dihindari.

Agar solusi-solusi di atas dapat diimplementasikan, tugas pemerintah lah yang harus melakukan beberapa pembenahan sehingga berubahnya kebiasaan tidak dirasakan sebagai perintah/pemaksaan, namun dapat terjadi dengan sendirinya. Proses edukasi tidak langsung yang dikorelasikan dengan kultur lokal diharapkan akan dengan cepat merubah kebiasaan sehingga lebih tertib dan lalu lintas menjadi lancar. Karena pada prinsipnya para pengguna jalan bukan tidak mau tertib atau merubah kebiasan, namun terkadang dengan tertib berlalu lintas justru berdampak buruk terhadap yang bersangkutan, misalnya menjadi lebih lama di jalan. Beberapa porsi pemerintah yang harus dilaksanakan agar kebiasaan-kebiasaan yang merugikan tersebut menjadi hilang adalah sebagai berikut:

1)   Menunjang kondisi tertib berlalu lintas dan memberikan kemudahan dalam bertransportasi.

Di atas telah diuraikan bahwa kendaraan umum dianggap sebagai penyebab utama kemacetan sebagai akibat dari perilaku pengemudinya yang tidak tertib dan mementingkan diri sendiri. Salah satu cara untuk memahami mengapa perilaku pengemudi kendaraan umum tidak tertib dan mementingkan diri sendiri adalah dengan cara melihat dari sudut pandang ekonomi. Penulis tidak memiliki data yang memadai, namun banyak informasi yang beredar bahwa pendapatan pengemudi kendaraan umum dianggap tidak dapat memenuhi standar hidup yang layak bagi keluarga. Untuk itu perlu dibuat suatu cara agar para pengemudi kendaraan umum dapat hidup layak namun tidak kemudian membebani pengusaha. Untuk itu peran pemerintah sangat besar, misalnya dengan mewajibkan pengusaha agar pendapatan pengemudi menggunakan sistem gaji dan tetap memberikan target kepada pengemudi. Target tersebut disampaikan oleh pengusaha kepada pemerintah dan apabila target tidak tercapai maka kekurangannya dapat disubsidi oleh pemerintah.

Selain itu penyebab kendaraan umum tidak dijadikan pilihan oleh sebagian besar pengguna jalan yang memiliki kendaraan pribadi dikarenakan oleh kondisi kendaraan umum tersebut. Bukanlah suatu hal yang baru apabila kita mendengar bahwa kendaraan umum dianggap tidak nyaman, banyak copet, panas, berdesak-desakan, lama, menghalangi jalan, berhenti sembarangan, dan sebagainya. Dengan demikian apabila keluhan-keluhan tersebut bisa diatasi, maka tidak ada lagi permasalahan. Perlunya campur tangan pemerintah di sini adalah untuk memastikan bahwa kendaraan umum menjadi tidak ada keluhan dengan cara, diantaranya, memberikan persyaratan atas kondisi kendaraan umum, membatasi jumlah penumpang maksimal, dan tertib dalam berkendara bagi pengemudinya.

Apabila dua solusi di atas diimplementasikan, maka pengguna jalan akan lebih memilih menggunakan kendaraan umum sehingga kondisi jalan menjadi lebih lengang dan pada akhirnya para pengguna jalan yang memakai kendaraan pribadi dapat saling menghargai antar sesama pengguna jalan.

Namun demikian yang perlu mendapat perhatian juga dari pemerintah adalah adanya akses untuk mencapai kendaraan umum yang mudah. Apabila karena suatu pertimbangan maka pada suatu wilayah belum dapat disediakan kendaraan umum, maka salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sarana parkir yang cukup luas dan aman agar penggunaan kendaraan pribadi hanya sampai terminal atau stasiun saja. Kondisi ini diperlukan koordinasi antar pemerintah daerah karena pencari nafkah di Kota Jakarta tidak hanya berasal dari Kota Jakarta saja namun juga berasal dari kota-kota disekitarnya.

2)   Penyediaan fasilitas penunjang yang tepat dengan memanfaatkan kultur lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun