Mohon tunggu...
Yo Dhairyanara
Yo Dhairyanara Mohon Tunggu... -

WNI

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Satu Sudut Pandang Solusi Kemacetan

29 Januari 2014   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

2)   Tidak mengambil kesempatan atas pembebasan lahan untuk pembangunan jalan.

Apabila dalam uraian sebelumnya disampaikan bahwa di dalam melakukan pembebasan lahan pemerintah harus memperhatikan sudut pandang pemilik lahan dan tidak semata-mata berdasarkan peraturan pembebasan lahan, maka bagi pemilik lahan pun harus mengikuti peraturan yang berlaku. Dan apabila peraturan tersebut menjadikan pemilik lahan menjadi tidak dapat memanfaatkan lahannya, maka wajib menyampaikan kepada pemerintah disertai dengan dasar-dasarnya yang akan menjadi bahan bagi pemerintah untuk mengambil tindakan yang tepat. Tidak dapat dipungkiri adanya potensi pemilik lahan merasa dirugikan dan terkesan dikorbankan untuk kepentingaan orang banyak.

b. Jumlah armada yang melebihi kapasitas jalan

Meskipun jumlah armada yang melebihi kapasitas jalan lebih disebabkan oleh pengguna jalan, namun peran pemerintah tidak kecil bahkan cukup signifikan karena apa yang dilakukan oleh pemerintah lah yang akan membentuk karakter para pengguna jalan dalam berlalu lintas.

Solusi-solusi yang penulis uraikan berikut lebih kepada merubah kebiasaan yang sudah terjadi dan tidak sedikit para pengguna jalan yang sebenarnya sudah mengetahui dan mengerti bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut sebenarnya tidak baik dan merugikan banyak pihak. Solusi-solusi tersebut diantaranya:

1)   Tertib dalam berkendara di jalan dan menghargai pengguna jalan lainnya.

Sudah menjadi pemandangan yang umum apabila kendaraan umum dianggap sebagai salah satu penyebab utama kemacetan karena perilaku pengemudinya yang dinilai tidak tertib dan mementingkan dirinya sendiri. Selain itu pengguna jalan lain dhi. mobil dan motor, yang juga karena kepentingannya masing-masing dan kondisi di jalan, sering kali tidak menghargai pengendara lain dan sering kali mengambil lajur pengendara lain. Selain itu kemacetan sering terjadi akibat dari perilaku pengguna jalan yang seenaknya seperti melaju dengan pelan di lajur kanan sehingga pengguna jalan lain harus mendahuluinya dari sisi kiri. Untuk itu agar kemacetan dapat dihindari, penting bagi pengguna jalan agar tertib berlalu lintas dan saling menghargai pengguna jalan lain.

2)   Beretika dan saling menghargai di dalam memanfaatkan kendaraan umum.

Kondisi ini lebih dikhususkan kepada pengguna jalan yang memanfaatkan kendaraan umum. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh pengguna kendaraan umum memiliki peran di dalam menimbulkan kemacetan dan menjadi salah satu penyebab mengapa pengendara kendaraan umum menjadi terbiasa untuk berhenti di sembarang tempat dan tiba-tiba. Kebiasaan tersebut berupa menunggu kendaraan di tempat-tempat yang dirasa nyaman oleh pengguna kendaraan umum dan terkadang tempat-tempat yang dipilih tersebut merupakan wilayah dilarang berhenti bagi kendaraan.

Selain itu banyak juga pengguna kendaraan umum yang manja dan tidak berkenan untuk bergerak apabila ada kendaraan umum yang berhenti beberapa meter dari tempatnya menunggu sehingga kendaraan umum tersebut menjadi berhenti beberapa kali dalam jarak yang relatif dekat.

Untuk itu agar kelancaran lalu lintas tetap terjaga, diperlukan juga peran serta pengguna jalan yang memanfaatkan kendaraan umum agar menghargai pengguna jalan lain dan tidak sembarangan untuk naik dan turun dari kendaraan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun