Mohon tunggu...
Yehezkiel S
Yehezkiel S Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Kuliah Kehidupan

Tanpa Tuhan, kehidupan tidak memiliki tujuan. Tanpa tujuan, hidup tidak memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gereja yang Terhilang

6 Maret 2021   21:44 Diperbarui: 6 Maret 2021   21:46 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nats    :Lukas 15:11-32 (Seri Khotbah)

Pendahuluan.

 Ekposisi Lukas 15:11-32

  • Kalau kita berbicara tentang perumpamaan ini (perumpamaan anak yang hilang), saya kira sdr, digereja barangkali dalam setahun 1 kali mendengarnya, pernah di SM, dikebaktian remaja sampai bertumbuh besar. Kemungkinan besar kita sudah mendengar cerita ini berkali-kali.
  • Bahkan istilah Anak yang hilang sudah menjadi istilah sehari2 dimasyarakat sekuler si anak yang hilang. (keluar dari keluarganya mungkin karena bandel dll.).
  • Tapi sdr, kalau kita pikirkan kembali baik-baik mengenai bagian ini sdr. Saya kira tidak semudah itu kita langsung mengatakan bahwa anak yang hilang itu adalah anak yang bungsu.
  • Saya kira disini sdr, Tuhan Yesus jelas memiliki maksud yang lebih dalam dari pada sekedar memperlihatkan bahwa cerita ini adalah mengenai anak yang bungsu ini.
  • Bahkan kalau kita melihat perumpamaan ini lebih lanjut sdr, dan kita mempelajarinya betul-betul dalam konteksnya kita melihat bahwa Tuhan Yesus menggunakan cerita anak yang bungsu itu hanya sebagai satu pengantar untuk menjelaskan masalah yang dialami oleh anak yang sulung.
  • Tapi saya kira didalam bagian ini waktu berbicara anak yang hilang kita bisa mengatakan baik anak yang bungsu maupun anak yang sulung ini sdr, dua-duanya bisa dikatakan dan memenuhi syarat bisa dikatakan anak yang hilang.!!
  • Bedanya sdr, dan ini pengamatan secara cepat. 
  • Yang satu hilang secara fisik: (dia meninggalkan keluarganya secara fisik)
  • Yang satu hilang secara emosional (dalam istilah kita gereja hari ini dia hilang secara Rohani),
  • yang satu hilang karena perbuatannya, hilang karena sikapnya karena cara hidupnya si anak yang bungsu, si anak yang satunya hilang bukan karena kelakuannya yang tidak baik, tetapi karena pengenalannya terhadap bapa, pengenalannya terhadap sang ayah itu kacau membuat dia disini sdr, menjadi anak yang hilang.
  • Dalam kontek ini sdr, dalam Lukas 15:1 dikatakan (baca...). Lalu para ahli taurat, orang farisi bersungut-sungut Ayt 2....(baca..)
  • Dan sdr, lihat ayat yang ke-3 (baca....). Sebagai respon, terhadap keluhan, sungut2 para orang suci ini.
  • Yesus lalu menceritakan 3 perumpamaan ini kepada mereka,
  • Perumpamaan mengenai domba yang hilang, Perumpamaan mengenai uang yang hilang dan yang terakhir mengenai anak yang hilang.
  •  Dan kalau sdr.melihatdi dalam bagian ini. Dalam perumpamaan yang ke-3. Itu sebetulnya justru memuncak. 2 perumpamaan yang didepan itu sdr, bisa dikatakan merupakan teguran "Harusnya kamu sebagai orang2 yang beragama, orang2 yang suci, orang2 yang mengatakan bahwa mereka bersih, harusnya kamu bersukacita kalau orang-orang berdosa ini kembali". Harusnya demikian.
  • Tetapi didalam perumpamaan yang ketiga saudara, yang panjang yang kitabaca tadi sdr, Yesus bahkan bisa dikatakan menegur mereka secara cukup keras, mengatakan engkau memang ada di dalam Bait Allah, engkau memang ada di dalam gereja, engkau memang aktif melayani, tetapi engkau terhilang didepanku, engkau tidak mengerti isi hatiKu.

 

Gagasan Utama:

Dengan demikian, Tahukah sdr, apa yang paling membuat Tuhan terluka? Yaitu melihat kejahatan Gereja-Nya sendiri!!! 

Jadi Problem Allah yang sebenarnya adalah gereja yang terhilang dalam dunia yang terhilang."Banyak Orang Percaya tidak punya nilai dari Tuhan sebagai nilai hidup mereka"

Sebenarnya Kita tidak pernah kekurangan apa-apa, tetapi tidak memiliki hampir segala sesuatu yang dimiliki Gereja mula-mula, dapatkah Dia berdiri ditengah-tengah sementara kita bermain-main tanpa rasa malu, sementara kita ini terhilang.

 Arah: 

Mengapa bisa sampai demikian saudara? (Mengapa bisa terhilang Fungsi dan hakekatnya sebagai Gereja?...)

Ada alasan-alasan tentunya:

 1. Ketika hidup diluar Allah (ini terjadi ketika kita melupakan Allah)

Perumpamaan ini, sebenarnya berbicara satu hal yang sama kedua anak ini sama-sama terhilang sekalipun, satu terhilang secara fisik, satu terhilang secara emosi (rohani).

Tetapi mereka terhilang dalam satu hal yang sama. Yaitu mereka tidak mengerti apa yang menjadi isi hati ayahnya, atau kita katakan mereka tidak memiliki hubungan yang benar dengan ayahnya.

Masing-masing hidup bisa dikatakan independen, secara bebas dari ayahnya.

Kita lihat anak yang pertama: Sianak pertama dia pikir hidup dibawah ayahnya itu adalah suatu kehidupan yang berat dia ingin bebas, dia mau lepas dari ayahnya.

Dan lihat apa yang dikatakan disitu (ayt 12 baca,...)

Apa yang merupakan milik bersama didalamnya saya ada klaim, didalamnya ada bagian saya, saya mau yang menjadi bagianku supaya saya bisa mengaturnya, supaya saya bebas.

Coba kita lihat ayat yg ke-13a: baca...

 

Sdr, bukankah kita sebagai anak Tuhan/dibawah kendali Tuhan seringkali kita ingin bebas, supaya kita bisa melakukan apa saja yang kita lakukan. Kita ini ingin mempunyai kebebasan untuk mengendalikan atau mengatur apa yang kita mau, kita pikir kita hidup dibawah Tuhan kita hidup menurut caranya Tuhan. Itu bukan cara hidup yang bebas.

 

Dan ini barang kali yang dipikirkan si anak ini, dia mau keluar dan mau meninggalkan orang tuanya, dia tidak sabar menunggu waktunya mendapat harta warisan:

Dia mau cepat-cepat keluar dan setelah keluar sdr dikatakan ayt. 13b."Disana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya"

Ayat 14.baca:...........

Sdr, lihat ayt 15.(baca)..

Ayat 15 menerangkan yang pertama kalinya dalam cerita ini dia bekerja, dia belajar untuk hidup secara bertanggung jawab. Ayat sebelumnya dia mengomel pada orang tuanya.

Ayat 14. Ternyata pada waktu itu mengalami krisis moneter. Hancur, ekonomi terpuruk.Satu-satunya jalan sdr, dia pergi keladang dan bekerja kepada majikan dinegri itu untuk menjaga babinya.

Sdr, perlu ketahui pekerjaan menjaga babi, bukan sekedar kotor atau menjijikan tapi itu juga suatu pekerjaan yang kotor, yang tidak suci secara agama. 

Babi itu menjijikan (tapi kalau sdh mateng hauce yah).Bagi orang Yahudi memang babi itu menjijikan, kalau saya ternak babi berarti saya gak boleh kegereja, saya gak suci, sdr. bayangkan hal itu sdr, ini pekerjaan yang rendah sekali sdr, saya harus berhubungan dengan binatang yang haram, dan itu membuat saya sebagai orang yang najis. 

Itu berarti saya ditolak dihadapan Tuhan, biasanya pekerjaan seperti itu tidak diberikan pada orang Yahudi karena itu sudah kotor, menjijikan, ditolak dihadapan Tuhan, tidak ada yang mau bekerja seperti itu sdr,

ini kejadian sangat menyedihkan, sudah tidak punya apa-apa, sampai si anak itu menerima pekerjaan itu.  Bukan hanya itu.....

Ayt 16. (baca...) Iya ingin mengisi perutnya dengan ampas/makanan babi. Ini sekedar perut ini harus diisi sesuatu. Supaya jangan sampai kelaparan. Tetapi itu pun ternyata ga dikasih makan.

 Apa maksudnya sdr, kita lihat ayt. 12-16 ini adalah penurunan, jadi makin lama makin rendah, makin dia jauh dari ayahnya dia itu makin rendah.

Coba kita lihat. Dia pertama2 kehilangan statusnya sebagai anak, krn hak sbagai anak dia ambil, saya memutuskan hubungan, secara fisik dia terputus dari keluarganya.Dari ayahnya dia bukan lagi anak.

Dia tidak memberikan kabar, bagi ayahnya dia sudah mati, tidak tahu apa yang terjadi, bagi si anak dia tidak pusing lagi kepada ayahnya. Ayahnya mau mati, mau hidup. Ga urusan lagi.

 Aplikasi

Sdr yang dikasihi Tuhan, bisa kita bayangkan saudara dia begitu terpuruk, semakin rendah.

Ini terjadi sdr KETIKA HIDUP DILUAR ALLAH. Ini terjadi saudara KETIKA KITA MELUPAKAN ALLAH. Ini terjadi ketika saya dan saudara ingin berusaha hidup bebas diluar Allah. 

Kita bekerja keras, kita bisa membanting Tulang, kita bisa punya segala-galanya. Tetapi sdr, segala sesuatu yang ada diluar kuasa Allah itu Cuma arahnya hanya satu,MAKIN LAMA MAKIN TURUN, MAKIN LAMA MAKIN HANCUR.

Banyak pengalaman sdr, orang yang jatuh, yang terlihang. karena Hidup diluar Tuhan, sdr punya apapun, waktu sdr hidup diluar Tuhan, akan makin hancur, akan makin habis, itu bukan Cuma soal siapa tahu ini Cuma kebetulan .....sudah pasti tinggal tunggu tanggal mainnya. Itu sudah jelas dan itu sudah pasti akan terjadi. 

Makin kita jauh dari Tuhan sdr maka kehidupan kita itu menjadi makin tidak ada nilainya. Makin tidak ada harganya. Kita ini lahir sdr menjadi budak dari pada pekerjaan kita, kita ini menjadi budak dari apa yang kita kejar.

Contoh sdr:Ada yang mengatakan uang itu tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah cinta akan uang. Memang betul Alkitab mengatakan, karena mencintai uang orang berbuat kejahatan. Uang itu bisa menjadi hamba, dan dia bisa menjadi hamba yang baik, tapi uang itu kalau menjadi tuan, dia menjadi tuan yang kejamnya luar biasa, karena dia ga pernah puas.

Bayak kali dalam kehidupan kita, kita tanpa sadar kita ini diperhamba oleh uang. Sebenarnya uang itu tidak mau begitu kelihatan, tapi dia mau menonjolkan diri dalam status yang lain yaitu status sosial, ekonomi, (rumah bagus, mobil bagus, baju bagus, uangnya itu ngumpet dibelakang)

Tetapi sdr uang pada waktu dia menjadi tuan dia itu betul2 bisa dikatakan dibelakang tetapi ia memainkan kita itu dengan ganas sekali. Dan uang memiliki sifat seperti itu.

Dan alkitab katakana kita harus mengontrol uang, menguasai uang, dan itu hanya bisa terjadi ketika kita hidup didalam Tuhan.

Kita tidak akan bisa mengatur itu semua sdr, kita tidak memiliki kekuatan yang cukup, kita tidak punya kemampuan yang cukup.

Sekali lagi bukan uang itu jahat, harta itu jahat, yang menakutkan sdr. Adalah kita sering kali menyerahkan dengan sukarela kita dikuasai oleh harta, kita menilai segala sesuatu berdasarkan harta, kita menilai segala sesuatu dengan hal-hal lain yang ada diluar Tuhan.

Status sosial, status ekonomi, status pendidikan dan itu menjadi suatu yang utama, dan tidak memikirkan hubungan dengan Tuhan sebagai yang seharusnya membungkus yang mengatur semua ini. KITA TERHILANG DISITU SAUDARA. 

Ini adalah salah satu bahaya yang ingin menjatuhkan kita sebagai umat, sebagai gereja.yang terhilang fungsinya.

Kita pikir asal saya bekerja dengan baik, asal saya bekerja keras, asal saya mencapai ini mencapai itu. Hidup saya akan beres. TIDAK SAUDARA..!!

Ketika kita ingin mengejar sukses dengan berusaha sekuat tenaga. Disisi lain banyak orang yang sudah sampai kesana sdr, ketika hidupnya diluar Tuhan semua tidak ada harganya.

Semuanya kosong ITU ANAK YANG TERHILANG!!!.Terhilang karena kenapa?Dia jauh dari Tuhan, terhilang karena dia tidak mau sama-sama dengan Tuhan,  terhilang karena sikapnya, terhilang karena cara hidupnya yang tidak benar, hidup berfoya-foya, hidup yang tidak beres. 

Tanpa kita sadari, Bukankan ini sering terjadi didalam kehidupan Orang percaya, menjadi orang yang terhilang?

 2. Tidak mengerti isi hati Tuhan.(ketika mereka tidak mengerti cara yang diinginkan Tuhan)

 Sdr, yang dikasihi Tuhan.  kita bisa terhilang sekalipun kita menghafal banyak ayat Alkitab, kita bisa terhilang sekalipun kita adalah pendeta, sekalipun kita majelis gereja, GSM, aktif melayani Tuhan, hidup sehari-hari digereja, tidak pernah keluar, selalu aktif!! Kita bisa terhilang.itu yang dikatakan anak yang sulung itu sdr. 

Ketika Dia pulang sdr, sebut saja dia pulang kantor, pulang kerja, dia kerja sdr, dia pulang kerumah sdr,

Yang penting pulang dia makan, dia melaporkan hari ini berapa domba yang melahirkan, berapa yang dicuri, berapa yang ada..itu hidupnya dia.

Dia mendengar bunyi seruling mendengar nyanyian, tari-tarian. Dia tidak enjoy sdr.

Saya lihat dia mengeluh sdr, dia marah waktu orang lain mendapatkan sesuatu, dia tidak layak, kenapa disambut dengan luarbiasa.

 Ingat kitab Habakuk sdr, Habakuk mengeluh kepada Tuhan karena ketidak adilan, orang yang bener jadi salah, orang yang salah jadi bener. 

Sdr, pernah merasakan seperti itu?

 Tetapi realita kehidupan memberitahukan kepada kita,orang yang benar justru seringkali hidupnya itu penuh dengan masalah, orang yang benar dan bekerja keras dan tidak kelihatan maju, orang yang aktif melayani digereja, orang yang hidupnya dengan suci sdr, tapi ko bolak- balik kena tiputerus.

Mau sampai kapan. ??

 Kita sering berpikir, kita hidup dalam jalan yang benar tapi.....seperti ini terus.

Saya ga tau sdr, barang kali kita bilang saya sudah aktif, dan saya pikir kenapa Gereja ga maju2 yah?..kenapa...? Ada apa?..

Sdr kita bayangkan kita sudah melayani digereja, kita sdh aktif, kita sudah melakukan segala sesuatu seperti anak sulung ini.

Ayt, 29baca:....(selama ini aku sdh aktif, melayani bapa.......)

 Masalah dari anak sulung ini bukan dia tidak aktif sdr, masalah anak sulung ini bukannya dia tidak baik, dia ini anak yang kalau orang thionghoa bilang anak yang pu hau (anak yang tau berbakti pada orang tuanya)

Dia berbakti 100% kepada orang tuanya, tetapi sdr, dia punya masalah yang  sama dengan sang adik. Dia gak ngerti isi hati orang tuanya.Dia tidak mengerti isi hati ayahnya, dia tidak punya hubungan yang benar dengan ayahnya.

Si anak sulung ini melihat ayahnya hanya sebagai majikan. Dia tidak mengerti perasaan ayahnya

Ayat. 31.. baca...(tapi jelas si anak itu tidak melihat ini sdr, malah menuntut, ayt 29 baca...."belumpernah bapa memberikan seekor anak kambing  untuk bersukacita dengan shabat-sahabatku")

Si bapa blg semua ini milikmu, dia tidak bisa melihat, dia tidak bisa melihat dirinya sebagai anak, dia melihat dirinya hanya sebagai hamba, dia tidak bisa melihat dirinya sebagai seorang yang melihat isi hati ayahnya.

Dia hanya melihat kenapa ayahnya malah sedih menangisi anaknya yang bungsu... (menyambut anak yang barangkali kurang ajar, menghabiskan hartanya berfoya-foya dengan pelacur) dia tidak mengerti isi hati ayahnya.

Malahan dia semakin bekerja, bekerja (sibuk bekerja), semakin tidak bisa melihat isi hati ayahnya.

Coba banyangkan sdr, saya sebagai hamba Tuhan, semakin sibuk melayani, apakah ada kemungkinan justu saya makin jauh dari Tuhan.......?

Sdra coba pikir sdr, saya pikir itu bukan sesuatu mustahil terjadi.

 Bagian ini jelas sdr, memperingatkan kita dan merupakan susuatu yang sangat dan mungkin terjadi saudara dan saya mengalami. 

Kita ada dalam rumah Tuhan seperti orang farisi ini, wah...orang farisi ini dimana2 dikenal sebagai orang suci, Ini ahli taurat, orang2 farisi sdr, (bukankah si sulung ini menggambarkan orang farisi dan ahli-ahli taurat)

Tetapi Tuhan mengatakan tetapi engkau tidak mengerti isi hatiKu. Engkau tidak mengerti yang Saya rasakan, engkau tidak mengerti nilai yang ada dalam diri Ku, engkau tidak mengerti apa yang saya pikirkan. 

 Terhilang saudara, terhilang kenapa saudara...."KARENA MEREKA TIDAK MENGERTI ISI HATI TUHAN. MEREKA TIDAK MENGERTI CARA YANG DIINGINKAN TUHAN, mereka terhilang bukan seperti si anak bungsu karena kelakuan, cara hidup mereka, mereka terhilang.

Mereka ada dalam gereja, mereka ada diruang rapat, mereka ada dibelakang mimbar berkhotbah, mereka belajar PA, dll. tetapi mereka tidak pernah betul-betul memahami isi hati Tuhan yang sebenarnya seperti apa.

Dan kalau saya rangkumkan ini saudara kedua2nya terhilang karena satu hal. " Mereka tidak punya nilai dari Tuhan sebagai nilai hidup mereka".

Sdr2 yang dikasihi Tuhan hubungan yang sejati: itu dinyatakan melalui satu hal, "Hubungan yang sejati itu dinyatakan kita mengambil nilai dari pada Allah, dari pada Tuhan menjadi nilai dalam kehidupan kita".

 Bukan sekedar hidup diluar melakukan kewajiban beragama,melakukan ritual agama, kita bisa melakukan ritual agama dengan cara yang sesuci, dengan cara sesungguh-sungguhnya,apapun tapi kalau kita tidak melakukan itu dengan cara yang dikehendaki oleh Tuhan, akhirnya Tuhan tetap mengatakan. TAPI BUKAN ITU YANG SAYA MAU. 

Tuhan mau kita di dalam dunia justru supaya memperlihatkan kepada orang lain, siapa Tuhan sebenarnya, dunia tidak bisa melihat Tuhan sdr, dunia melihat Tuhan melalui diri kita.

Banyak orang yang mau datang kegereja sebenarnya bukan karena khotbah bagusnya atau tidak (yang ada pasang standar khotbahnya) tetapi banyak yang mau datang.sdr tahu kenapa?... mereka bilang apa..

"Ko mereka hidupnya lain yah'... ko beda yah dia, saya kepengin tahu, dan orang yang dikatakan hidupnya lain, itu adalah orang yang masuk dalam hubungan yang benar dengan Bapa di surga, dia bukan sekedar rajin baca Alkitab, keGereja, bukan sekedar punya kehidupan yang lain, tetapi dia betul-betul hatinya suci, hatinya betul-betul rohani.

  • Sdr. yang dikasihi Tuhan, saya ingin bertanya pada kita semua, kalau hari ini kita berdiri dihadapan Tuhan apa lagi Tuhan melihat kita sebagai anak yang hilang,
  • Kita mungkin hilang karena kelakuan kita dalam kehidupan kita, kita mungkin hilang karena kita secara literal jauh diluar Tuhan, tetapi yang kemungkinan besar buktinya ada disini hari ini sdr, paling nggak hari ini secara fisik sdr gak hilang.
  • Tapi apakah ada kemungkinan, bahwa kita sekalipun,ada didalam gereja, sebagai HT, sebagai Majelis, Jemaat, seminggu 2-3 x kita pelayanan, seminggu entah berapa puluh kali di gereja,seminggu 2-3 x mengadakan persekutuan. 
  • Apakah kita betul-betul. Ada dirumah Tuhan?
  • Apakah betul-betul mengerti isi hati Tuhan?
  • Apakah betul-betul kita hidup didalam Tuhan?
  • Apakah kita ini betul-betul memahami dan masuk kedalam hubungan yang benar dengan Bapa kita?

Kesimpulan.

Jadi Problem Allah yang sebenarnya adalah gereja yang terhilang dalam dunia yang terhilang."Banyak Orang Percaya tidak punya nilai dari Tuhan sebagai nilai hidup mereka"

Sebenarnya Kita tidak pernah kekurangan apa-apa, tetapi tidak memiliki hampir segala sesuatu yang dimiliki Gereja mula-mula, dapatkah Dia berdiri ditengah-tengah sementara kita bermain-main tanpa rasa malu, sementara kita ini terhilang.

Mengapa bisa terhilang Fungsi dan hakekatnya sebagai Gereja?..

Alasannya: 

1. Ketika hidup diluar Allah (ini terjadi ketika kita melupakan Allah)

2. Tidak mengerti isi hati Tuhan.(ketika mereka tidak mengerti cara yang diinginkan Tuhan)

Amin. 

_________________________________

Pdt. Yehezkiel

Seri Khotbah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun