1. Ketika hidup diluar Allah (ini terjadi ketika kita melupakan Allah)
Perumpamaan ini, sebenarnya berbicara satu hal yang sama kedua anak ini sama-sama terhilang sekalipun, satu terhilang secara fisik, satu terhilang secara emosi (rohani).
Tetapi mereka terhilang dalam satu hal yang sama. Yaitu mereka tidak mengerti apa yang menjadi isi hati ayahnya, atau kita katakan mereka tidak memiliki hubungan yang benar dengan ayahnya.
Masing-masing hidup bisa dikatakan independen, secara bebas dari ayahnya.
Kita lihat anak yang pertama: Sianak pertama dia pikir hidup dibawah ayahnya itu adalah suatu kehidupan yang berat dia ingin bebas, dia mau lepas dari ayahnya.
Dan lihat apa yang dikatakan disitu (ayt 12 baca,...)
Apa yang merupakan milik bersama didalamnya saya ada klaim, didalamnya ada bagian saya, saya mau yang menjadi bagianku supaya saya bisa mengaturnya, supaya saya bebas.
Coba kita lihat ayat yg ke-13a: baca...
Â
Sdr, bukankah kita sebagai anak Tuhan/dibawah kendali Tuhan seringkali kita ingin bebas, supaya kita bisa melakukan apa saja yang kita lakukan. Kita ini ingin mempunyai kebebasan untuk mengendalikan atau mengatur apa yang kita mau, kita pikir kita hidup dibawah Tuhan kita hidup menurut caranya Tuhan. Itu bukan cara hidup yang bebas.
Â