Sdr kita bayangkan kita sudah melayani digereja, kita sdh aktif, kita sudah melakukan segala sesuatu seperti anak sulung ini.
Ayt, 29baca:....(selama ini aku sdh aktif, melayani bapa.......)
 Masalah dari anak sulung ini bukan dia tidak aktif sdr, masalah anak sulung ini bukannya dia tidak baik, dia ini anak yang kalau orang thionghoa bilang anak yang pu hau (anak yang tau berbakti pada orang tuanya)
Dia berbakti 100% kepada orang tuanya, tetapi sdr, dia punya masalah yang  sama dengan sang adik. Dia gak ngerti isi hati orang tuanya.Dia tidak mengerti isi hati ayahnya, dia tidak punya hubungan yang benar dengan ayahnya.
Si anak sulung ini melihat ayahnya hanya sebagai majikan. Dia tidak mengerti perasaan ayahnya
Ayat. 31.. baca...(tapi jelas si anak itu tidak melihat ini sdr, malah menuntut, ayt 29 baca...."belumpernah bapa memberikan seekor anak kambing  untuk bersukacita dengan shabat-sahabatku")
Si bapa blg semua ini milikmu, dia tidak bisa melihat, dia tidak bisa melihat dirinya sebagai anak, dia melihat dirinya hanya sebagai hamba, dia tidak bisa melihat dirinya sebagai seorang yang melihat isi hati ayahnya.
Dia hanya melihat kenapa ayahnya malah sedih menangisi anaknya yang bungsu... (menyambut anak yang barangkali kurang ajar, menghabiskan hartanya berfoya-foya dengan pelacur) dia tidak mengerti isi hati ayahnya.
Malahan dia semakin bekerja, bekerja (sibuk bekerja), semakin tidak bisa melihat isi hati ayahnya.
Coba banyangkan sdr, saya sebagai hamba Tuhan, semakin sibuk melayani, apakah ada kemungkinan justu saya makin jauh dari Tuhan.......?
Sdra coba pikir sdr, saya pikir itu bukan sesuatu mustahil terjadi.