Mohon tunggu...
Yano Sanbein
Yano Sanbein Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kegemaran dalam hal-hal yang berangkat dari keinginan merupakan suatu sikap dimana seseorang aktif dalam berpikir. sejatinya tidak begitu menarik jika kegemaran dan keinginan tidak diaktualisasikan dalam hal meluapkan pikiran kritis. filosofi tentang apa yang seharusnya dan tanpa tanda sikap yang sadar dan mati dalam kelogisan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi budaya Dalam Masyarakat Dawan Noemuti

13 Desember 2023   11:56 Diperbarui: 13 Desember 2023   20:02 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi ini, umumnya dilakukan untuk menghormati arwah leluhur atau anggota keluarga yang telah berpulang, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat suku Dawan sangat menghormati arwah para leluhur yang diyakini sebagai jembatan yang menghubungkan manusia dengan UsiNeno. Pada hari pelaksanaannya, Korolele akan mengundang perhatian dari banyak anggota masyarakat, baik yang ada di sekitar maupun dari suku dan desa tetangga. Waktu pelaksanaan Korolele dilaksanakan sesuai dengan kesanggupan keluarga besar yang menyelenggarakannya. Ada yang melangsungkan tradisi ini selama tiga hari, ada pula yang berlangsung seminggu, dan tidak menutup kemungkinan selama empat puluh hari. Semuanya kembali pada kesepakatan dan kemampuan dari keluarga besar yang ingin menyelenggarakan tradisi ini.

 

Tata cara Korolele

 

Korolele merupakan ritual adat yang dilaksanakan dengan menumbuk padi secara bersama-sama oleh banyak orang sambil diiringi lagu Dawan sebagai ungkapan hati keluarga besar untuk mengenang arwah leluhur atau anggota keluarga yang telah berpulang. Korolele dipandu oleh dua orang tokoh adat yang fasih dalam melakukan pantun adat. Kemampuan untuk berpantun itu, dalam bahasa Dawan dikenal dengan sebutan Amnaitne. Korolele dilakukan hanya oleh sebuah keluarga besar yang sudah mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya dalam jangka waktu yang terbilang lama. Tujuannya jelas bahwa persiapan ini harus dilaksanakan dengan matang sebelum mulai untuk melaksanaknnya agar tidak menemui halangan yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan baik.

 

Sebagai sebuah ritual, Korolele mempunyai aturan dan tata cara tersendiri yang umumnya meliputi: waktu, tempat, orang-orang yang ikut ambil bagian, dan persipan yang cukup panjang. Musyawarah adalah hal penting yang selalu dilakukan oleh keluarga besar dalam mempersiapkan segala sesuatu. Dalam musyawarah itu, biasanya dapat ditemukan persembahan/sesaji yang ditujukan kepada roh para leluhur dan dilakukan oleh orang yang dianggap mampu berkomunikasi dengan para leluhur, untuk mencari petunjuk serta menentukan segala sesuatu dalam balutan kebersamaan agar diketahui oleh semua anggota keluarga. Ketika musyawarah telah tercapai, maka hal selanjutnya yang diperlukan adalah mencari alat dan bahan yang akan digunakan saat Korolele.

 

Alat utama yang dibutuhkan adalah sebuah lesung panjang yang dalam bahasa Dawan disebut Bai serta tongkat untuk menumbuk padi yang disebut dengan alu/Hanu. Lesung yang diperlukan biasanya diberi kisaran panjang 20-25 meter. Lesung ini dibuat dengan terlebih dahulu mencari kayu sebagai bahan mentah di hutan. Proses pencariannya dimulai dengna menggunakan ritual adat sebagai tanda untuk memohon restu dari para leluhur untuk pengambilan dan pemotongan kayu untuk dijadikan bai serta hanu. Setelah selesai dipotong, kayu akan dibawa ke kampung. Saat kayu yang diusung memasuki kampung, tua adat bersama keluarga besar akan menerima para pengusung dalam sebuah tutur adat ibarat menerima tamu istimewa yang akan memasuki kampung. Selain alat, bahan utama yang diperlukan adalah padi. Padi diperoleh dengan cara dikumpulkan dari sumbangan setiap kepala keluarga dalam sebuah keluarga besar.

 

Sebelum memulai tradisi ini, keluarga besar melaui seorang tua adat yang dipercaya mampu berkomunikasi dengan para leluhur akan melakukan upacara untuk meminta petunjuk dengan menyembelih seekor hewan. Biasanya hewan yang digunakan adalah ayam atau babi. Petunjuk untuk memulai tradisi ini biasanya dilihat dari usus pada ayam dan hati pada babi. Tradisi ini disebut Taelilo. Masyarakat Dawan percaya bahwa roh leluhur biasanya akan memberi petunjuk melalui hewan-hewan yang disembelih. Jika tua adat mengatakan bahwa tanda yang diberikan baik, maka Korolele akan segera dimulai tetapi jika pertanda yang diberikan kurang baik, upacara akan ditunda oleh keluarga besar dan akan dilakukan musyawarah bersama untuk membahas dan menentukan hari yang tepat untuk memulainya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun