Â
Pengembangan budaya yang secara terus menerus dilakukan dapat mendukung keberlangsungan kehidupan budaya, yang berpengaruh dan berkarakter, identitas, dan integritas bangsa Indonesia. Hal itu menjadi salah satu faktor yang menentukan kekuatan atau ketangguhan budaya Indonesia terhadap pengaruh budaya dari dalam maupun dari luar atau disebabkan oleh faktor internal dan eksternalnya. Menurut Sedyawati, ketahanan Budaya diartikan sebagai kemampuan sebuah kebudayaan untuk mempertahankan jati dirinya, tidak dengan menolak semua unsur asing, melainkan dengan menyaring, memilih, dan jika perlu memodifikasi unsur-unsur budaya luar, sedemikian rupa sehingga tetap sesuai dengan karakter dan citra bangsa (Edi Sedyawati 2007:7).
Â
Untuk menghadapi pengaruh budaya asing itu, maka diperlukan kreatifitas atau daya kreatif dan kritis untuk menanggapi segala pengaruh dalam kehidupan. Kreativitas itu pada dasarnya terdapat pada semua masyarakat, baik yang konservatif maupun progresif. Pada kenyataannya budaya Indonesia selalu berubah sesuai dengan zamannya. Selain itu, dapat pula meningkatkan kreativitas seniman agar produktif di dalam menciptakan karyakarya seni, menyediakan sarana dan prasarana.
Â
Konsep Tentang Korolele dalam masyarakat Dawan Noemuti
Â
Gambaran Umum Mengenai Korolele
Â
Korolele telah melekat dan menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat Dawan di wilayah Noemuti, serta menjadi tradisi yang terus dilangsungkan secara turun-temurun oleh masyarakat di wilayah itu. Dalam melangsungkan persiapan untuk menggelar Korolele, banyak hal penting yang harus diperhatikan dan yang perlu diperhatikan secara khusus adalah berkaitan dengan marga dan status social suku yang menyelenggarakan Korolele, karena silsilah atau keturunan akan menjadi petunjuk dalam mempersiapkan segala sesuatu, sejak hari perencanaan hingga hari pelaksanaan, agar tidak menyalahi penentuan adat yang telah berlaku turun-temurun. Â
Â