Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Watch

26 September 2016   15:41 Diperbarui: 26 September 2016   17:46 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah semua ini tentang kau? ____sial!

Jika memang arloji itulah yang sedang Max coba sembunyikan, berarti memang ada sesuatu! Dan barang yang sangat rahasia sampai menjadi lebih berharga dari sekedar nyawa tidak akan ditaruh di tempat yang mudah terlihat. Maka aku segera membongkarnya hingga ke setiap sel rantainya, masih nihil. Kubuka komponennya juga sampai aku tergelitik untuk memusatkan perhatianku pada sebuah lempengan tipis yang ada diantara komponen arloji itu. Kupungut dan kuamati, sepertinya terbuat dari tembaga. Apakah benda itu sebenarnya?

Jika aku ingin tahu artinya aku harus pergi ke rental komputer, tapi masihkah ada yang buka dijam ini? Ini sudah hampir tengah malam. Kuputuskan besok saja, dan sekarang aku benar-benar ingin melepas lelah sejenak saja.

"Kurasa Kapten Alfian berkhianat!" seru Darco, ia berbicara dengan seseorang melalui handphone di ruangan pribadinya yang kedap suara.

"Kalau begitu lenyapkan saja dia, dan juga para agent on proses!"

"Aku berfikir lain tentang Kapten Alfian,____kasus ini, jika seandainya data itu bocor, atau pun kita salah tentang Gilang Pratama, kita bisa menyalahkan Kapten Alfian atas semua itu. Karena aku memang memberinya tanggungjawab penuh atas keamanan proyek kita!"

"Terserah apa yang mau kau lakukan, yang jelas aku ingin kekacauan ini clear!"

Matahari sudah merekah saat aku bersiap untuk check-out. Akupun bergegas meninggalkan kamar dan menuruni tangga, sebelum sampai di lobi aku melihat seseorang sedang berbicara dengan resepsionist seraya menunjukan selembaran yang sepertinya berisi foto seseorang. Mungkin fotoku! Aku berlari kembali ke kamar. Mereka tahu lokasiku! Aku segera melangkah keluar jendela, ini lantai dua tapi aku yakin aku bisa mengatasinya.

"Auw," raungku saat mendarat ke tanah karena sepertinya kakiku terkilir. Kudengar suara dari jendela kamarku, mereka! Akupun berlari terpincang dengan cepat. "itu dia!" aku seperti mendengar suara seseorang. Tapi aku terus berlari meski akhirnya aku harus menghindari berondongan peluru. Suara desingan peluru tak lagi terdengar, sepertinya mereka sedang berlari mengejarku. Kubelokkan diriku di dalam gang, tak peduli rasa sakit di kekiku, aku mendekati tukang ojek dan menyewa satu jasanya.

Entah aku mau pergi kemana, yang jelas saat ini aku tak bisa pergi ke Stasiun, Terminal atau sejenisnya. Kusuruh si abang ojek melaku jauh, lalu aku memintanya mencarikanku rental komputer. Setelah dapat segera kulakukan tugasku. Aku harus menahan nafas dengan semua yang kutemukan di dalam lembengan itu. Dugaanku benar, lempengan itu adalah sebuah chip. Chip yang berisi data-data penting Dinas Rahasia dan Organisasi Intelijent. Termasuk data sebuah proyek rahasia yang menyalahi aturan, beserta nama-nama yang terlibat di dalamnya. Proyek itu juga melibatkan salah satu Organisasi Intelijent asing. Sebuah kerjasama ilegal yang hanya disepakati beberapa nama saja. Kurasa..., itulah sebabnya benda ini begitu berharga bagi mereka, setidaknya..., bagi mereka yang namanya tertera di dalamnya.

Karena jika data ini jatuh ke tangan pihak asing, yang manapun! Akan sangat berbahaya bagi citra dan rahasia mereka. Kalau jatuh ke tangan pers, juga sama. Entah pada siapa Max berniat menyerahkannya? Tapi kenapa akhirnya ia berikan padaku? Dan menyeretku dalam hal seperti ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun