Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Stranger In My Taxi

4 Agustus 2016   23:11 Diperbarui: 12 Agustus 2017   15:46 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.fanpop.com

Kami masih bertatapan untuk sekian detik. Lalu aku terjaga dan mengembalikan diriku menghadap ke depan. Segera ku jalankan taksiku. Mencari apotik yang dia mau. Sesekali masih ku lirik dia melalui spion tengah. Kulihat matanya berair dan mengalirkan buliran bening menatapku. Tapi ketika sadar aku memperhatikannya, dia segera menyekanya dan membuang muka. Aku semakin bingung.

Ku tepikan taksiku di pinggir jalan karena di halaman apotik itu penuh kendaraan, ku toleh dia, "tunggu sebentar, tapi mungkin mengantri!"

"It's ok!"

Sekarang rasanya aku yang tak mau beranjak, ingin sekali aku menatapnya lebih lama. Tapi aku tak mau kalau antrian di dalam semakin panjang, jadi ku lesatkan diriku keluar dan menerobos pintu masuk apotik itu. Keadaan sekitar memang tak terlalu ramai. Tapi di dalam apotik, cukup banyak yang memiliki keperluan dengan obat-obatan yang ada.

Aku memang harus mengantri cukup lama, dan selama itu...kegelisahan menghinggapi dadaku. Pikiranku terus tertuju kepada pria asing di dalam taksiku.

* * *

Aku berjalan bergegas menuju taksiku tanpa memperdulikan kanan-kiri atau apapun. Langsung kubanting tubuhku ke balakang kemudi, "ini pesananmu?" kataku menyodorkan sambil memutar tubuhku. Tapi aku terpaku. Dia tak ada disana. Aku tertegun.

Akupun celingukan mencarinya, "hei,___you! What is your name?" seruku panik. Aku tak menemukannya, ku keluarkan diriku daei dalam taksi dan mencarinya di sekitar, aku bahkan tak tahu namanya. Bagaimana aku bisa memanggilnya untuk mencarinya?

Ada rasa sesak yang memenuhi dadaku, aku merasa masih ingin dia ada di dalam taksiku. Aku masih ingin berada dalam satu ruang dengannya. Aku tahu ini aneh. Tapi itulah yang aku rasakan.

Aku kembali ke dalam taksi dengan rasa kecewa, menatap hampa ke depan. Dan mataku menangkap sesuatu, secarik kertas di atas dashboard. Ku ambil kertas yang terlipat itu. Tanganku sedikit gemetaran hingga kertas itu jatuh ke lantai mobil, mataku mengikutinya, tapi justru menemukan sebuah tas hitam yang tak terlalu besar. Tas yang kutahu terpasang di tubuh pria asing itu beberapa saat lalu. Ku sentuh tas itu perlahan, lalu dengan cepat ku buka resletingnya. Mataku melebar tak percaya.

Uang! Tas itu penuh dengan uang. Kenapa dia meninggalkannya di taksiku? Apakah dia seorang perampok? Aku tidak mau terlibat, tentu saja. Jadi ku pungut kertas tadi dan segera ku buka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun