Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebening Embun Semerah Darah

15 Februari 2016   22:14 Diperbarui: 25 Februari 2016   09:32 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa kau bunuh Sebastian?"

"Kenapa, apa kau tahu apa yang akan di lakukannya terhadapmu?"

"Itu bukan urusanmu!" potongnya, "aku sudah biasa menghadapinya, dan aku bisa mengatasinya sendiri!" lanjutnya, "Harusnya kau keluar dari tempat itu, cari pekerjaan lain!" tukas Tomi

"Apa pedulimu, kau pikir siapa yang bertanggung jawab membuatku terjebak di sana?"

Tomi terdiam menatapnya, kembali terdengar suara langkah kaki yang sepertinya adalah para polisi yang mengejar mereka. Bening sedikit mengerling, "kita harus cepat!" tukas Tomi, Bening melirik senjata api Sebastian yang masih di tangan Tomi, lama.

"Lewat sini!" katanya memasuki gang lain, Tomi mengikuti saja. Tapi salah seorang polis melihatnya dan memberinya tembakan. Membuatnya sedikit kaget, ia menoleh begitupun Bening. Lalu mereka berlari ke depan.

Tembakan susulan menghampiri, Tomipun harus membalas tembakan itu. Ketika sampai di gang yang lumayan lebar, ia meraih tangan Bening, menggenggamnya erat dan mengajaknya berlari bersama. Suara tembakan masih terdengar di belakang mereka.

Langkah Bening mulai melambat, "kita harus cepat!" seru Tomi, "aku tidak kuat lagi!" desis Bening menghentikan langakah. Tomi berhenti dan menoleh ke belakang, para polisi itu belum terlihat. Lalu ia menatap gadis itu yang tiba-tiba saja ambruk, ia segera menangkap tubuhnya. Karena tubuh Bening kian melemas kama Tomi merengkuhnya setengah memeluk, tangannya yang berada di punggung gadis itu terasa basah dan hangat. Ia meraba punggung gadis itu dengan tangannya yang lain, basah dan kental. Ia tarik tangannya. Merah. Itu..., darah?

"Tomi!" desis Bening, Tomi membawanya bergeser dan menaruhnya di pangkuannya, "Tomi!" desisnya lagi, "aku di sini!" sahutnya, "bertahanlah, aku akan membawamu ke rumah sakit!" gadis itu menggeleng lemah. Dua timah panas yang mengejar mereka menembus punggung dan pinggangnya, mengenai paru-paru kanannya. Darah terlihat segar di mulutnya, "mau__maukah..., kau...memelukku?" pintanya.

Tomi masih hanya menatapnya panik, ia tak mau dekat dengan gadis itu sejak pertemuan mereka dua bulan lalu karena ia takut hal seperti ini akan terjadi pada gadis itu.

"Aku..., mo-hon!" rengeknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun