Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebening Embun Semerah Darah

15 Februari 2016   22:14 Diperbarui: 25 Februari 2016   09:32 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria yang bernama Sebastian itu terbungkam oleh layangan cap lima jari gadis di depannya yang sudah lama ia incar. Ia kembali menatap gadis itu, "berani sekali kau menamparku, kau akan menyesalinya!" geramnya.

"Oya, aku takut sekali!" tantangnya lalu pergi. Pria itu menatapnya dengan tajam, dari tempat duduknya Tomi bisa melihat kejadian itu, meski tak mampu mendengar pembicaraan mereka karena jarak dan juga musik house yang berdentum.

Dini hari, Bening berjalan meninggalkan klub malam tempatnya menjadi pramusaji. Ia sudah biasa berjalan sendiri, terkadang dengan teman seprofesi. Ia harus menyebrang jalan lalu melewati gang-gang untuk sampai ke rumahnya, jalan masih sepi di sekitar daerah itu. Tiba-tiba ada yang menarik tubuhnya dan menyandarkannya ke tembok usang. Ia hendak berteriak tapi mulutnya langsung di bungkam oleh tangan besar. Matanya melotot ketika ia tahu siapa orang yang menyergapnya.

Sebastian!

"Hai cantik, sendirian!" desisnya, Bening diam tak meronta. Lalu Sebastian melepaskan tangannya dari mulut gadis itu, "kau tidak melawan, hem...!" tersungging senyum nakal di bibirnya, "kau juga mau ya?"

"Jadi..., apa yang akan kau lakukan agar aku menyesal telah menamparmu?" tantangnya lagi. Sebastian celingukan, lalu kembali menatap wajah cantik di depannya. Ia menaruh tangannya di pundak Bening, tapi gadis itu menampiknya dan menamparnya sekali lagi. Dan itu cukup membuatnya benar marah. Ia harus memberi pelajaran pada gadis sombong ini!

Ia tatap gadis itu dengan garang, tanpa kata iapun melayangkan sebuah tamparan ke wajah gadis itu hingga terjatuh tapi tangannya menangkap tubuhnya. Tangan satu lagi menjambak rambutnya, "kau memang harus diberi pelajaran, kita lihat apakah kau masih bisa sombong?" ia merobek lengan baju gadis itu, "argh!" teriakan itu keluar seketika. Bening memejamkan mata ketika Sebastian mengangkat satu tangannya lagi. Tapi lama ia memejamkan mata ia tak merasakan terjadi apapun padanya.

Malah terdengar suara perkelahian, maka iapun membuka matanya. Terlihat Sebastian sedang di hajar oleh Tomi, Sebastian mencoba melawan tapi kekuatannya tak sebanding dengan lawannya. Lalu ia mengeluarkan sepucuk senjata api dari pinggangnya, berusaha menembak tapi Tomi malah berhasil merebut senjata itu dari tangan Sebastian dan menembak dadanya. Dada Sebastian berlubang, terlihat sedikit kepul di sana, lalu pelan-pelan Sebastian mengambrukan diri ke jalanan.

"Itu dia!" sebuah suara membuat mereka menoleh, ada seorang pria yang menunjuk ke arah mereka, di belakangnya beberapa polisi memegang senjata api. Dan mereka mulai berlari mendekat.

Tanpa pikir panjang Tomi merengkuh lengan Bening, mengajaknya berlari melalui gang. Terdengar seruan peringatan dari suara para polisi itu, lalu juga terdengar letusan tembakan peringatan. Ketika terasa agak jauh dari para polisi yang mengejar, Bening melepaskan diri dari tangan Tomi dan menghentikan langkah. Membuat Tomi ikut menghentikan langkah, dan berbalik menatapnya.

"Polisi semakin dekat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun