Sekali lagi Diva mendekat ke arah dua mahat itu, ia menatap dua tubuh di lantai itu dengan gemetaran lalu berteriak kencang. Â
Ega dan Maria yang berada tak jauh dari sana, mendengar teriakan mereka dan langsung berlari menghampiri. Rasta dan Diva berlari keluar ruangan dan tabrakan dengan keduanya, semuanya tersungkur ke lantai.
"Aduh...aduh....sakit!" keluh Maria, sementara Diva dan Rasta bangkit ketakutan, Sony muncul, "ada apaan?" tanyanya. Ia melihat Diva dan Rasta menangis ketakutan, iapun menghampiri Diva,
"Va, ada apa?"
"Jonas....Jonas dan Ferdi....!" tangisnya, "Jonas dan Ferdi kenapa?" tanyanya penasaran, Diva masih menangis, malah tersedu-sedu membuatnya tak bisa bicara.
"Jonas dan Ferdi terbunuh!" sahut Rasta yang juga nampak ketakutan, semuanya melongo di buatnya, Ega sedikit menggeleng, "jangan becanda dong!"
"Mereka ada di sana!" tunjuk Rasta dengan senternya ke arah tumpukan kardus dimana di baliknya terdapat tubuh Jonas dan Ferdi bersimpah darah.
Ega, Sony dan Maria mendatangi tempat itu, Maria memegang ujung kemeja Ega bagian belakang sambil celingukan, meski ia takut tapi ia penasaran juga makanya mau ikut melihat, ketiganya terkejut melihat apa yang mereka temukan.
Masih terpaku tak bergerak, lalu secara bersamaan mereka berteriak, berbalik, berlari, ketika sampai di pintu Diva dan Rasta ikut berlari meninggalkan gudang.
Mereka sampai di ruang tengah, gudang tadi berada di lantai bawah tanah di bagian belakang, dekat dapur.
"Apa yang terjadi, siapa yang melakukan ini?" panik Diva, Maria menatap Sony dengan tajam, "Son, elu bilang di vila ini nggak ada siapapun selain kita. Dan nggak ada yang kenal betul tempat ini selqin elu!"