"Eh, kok si Jonas nggak ada sih. Ada yang lihat dia kemana gitu?"
"Tadi dia kan naik ke atas!" sahut Ega, "gue udah cariin bahkan sampai ke lorong-lorong, tapi tuh orang nggak ketemu!"
"Keluar kali dia, nyari apaan!"
Tapi hingga malam semakin larut bahkan sampai pagi Jonas tak kelihatan batang hidungnya, semua anak jadi bingung mencari.
"Tuh bocah kemana sih, kalau ada apa-apa bagaimana?" panik Diva,
"Mungkin, dia nyari angin keluar terus nyasar!" tukas Maria, "dia kan sering ke sini juga, masa bisa nyasar!" protes Diva sambil menggaruk lehernya,
"Tapi dia kan belum pernah ke Vila gue, tahu sendiri di belakang ada hutan!"
"Tapi pagernya kan tinggi Son, masa iya di panjat?"
Mereka mulai lelah mencari karena tak kunjung ketemu, lalu Ferdi malah ikutan ngilang juga. Mana malam ini malam tahun baru lagi, gimana mau barbequan kalau pada ngilang satu-satu?
Rasta berjalan bersama Diva, Sony sendirian, Ega dengan Maria, mereka mengelilingi Vila untuk mencari kedua temannya yang menghilang begitu saja. Rasta dan Diva sampai di gudang belakang, mereka pun masuk ke dalam ruangan itu, menyenteri dengan senter yang di bawa mereka, lalu menyalakan lampunya. Mereka menyisir tempat itu, banyak barang-barang tak berguna dan sudah tak terpakai, tentu saja, namanya juga gudang!
Rasta diam terpaku di balik tumpukan kardus dan balok-balok kayu, "Va, Diva sini!" desisnya tanpa bergerak sedikitpun, Diva lalu mendekat, ia ikut melongo menatap apa yang mereka temukan, lalu Diva sama-sama berpaling sambil mual-mual hendak muntah. Tubuh Jonas dan Ferdi tergeletak di sana, bersimpah darah, cukup mengerikan, "itu bukan Jonas sama Ferdi kan?" desis Rasta.