"Aku nggak mau berurusan sama orang-orang seperti kalian, jadi lepasin aku!" pintanya,
"Lepasin, kan udah di tangan. Rugi banget kalau harus di lepasin, ikut aku aja yuk!" katanya menyeret lengan Sonia, Sonia mempertahankan diri, "nggak mau!"
Tapi tetap saja Ryan menyeretnya, Sonia malah meronta, "lepasin, tolong....tolong.....," teriaknya, Ryan merasa kewelahan karena tenaga Sonia cukup kuat jika di hadapi seorang diri, "eh, bantuin dong!" serunya. Ketiga temannya segera membantunya menyeret tubuh Sonia.
"Lepaskan aku, lepaskan.....tolong....., tolong.....!"
Beberapa motor melaju kencang ke arah mereka, melihat silau lampu motor yang menyorot ke arahnya. Ryan dan teman-temannya teehenti menatap kesana. Setelah cukup dekat ia tahu siapa mereka, motor-motor itupun berhenti beberapa meter darinya. Sonia jadi semakin takut melihat empat pemuda dengan motor masing-masing berhenti di sana, siapa tahu mereka teman anak-anak brengsek ini?
Salah satunya membuka helm dan turun dari motornya, melangkah beberapa langkah ke depan, "kalian pengecut banget sih, ngeroyok seoranhmg cewe!" serunya.
Ryan melepaskan cengkramannya di lengan Sonia dan menghampiri cowo itu, "itu nggak ada urusannya sama kamu, jadi kamu nggak usah ikut campur!" balasnya.
"Kamu berbuat kurang ajar di tempat umum Ryan, dan aku melihatnya. Bagaimana bisa aku nggak ikut campur!"
Mendengar itu Ryan seolah jadi tertantang, "ok, kalau itu mau kamu. Kita trak satu lawan satu, kamu dan aku!" tunjuk Ryan dengan telunjuknya, "yang menang, berhak bawa tuh cewe, gimana?" tantangnya, Sonia melebarkan bola matanya. Cowo brengsek itu mau jadiin dirinya sebagai barang taruhan?
Dimas melirik Sonia, dan mata mereka bertemu. Sonia menatapnya dengan penuh harap agar ia tak menerima tantangan Ryan, Dimas kembali menatap Ryan.
"Ok, deal!"