Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 6 ; Aku Bukan Barang Taruhan

6 November 2015   23:16 Diperbarui: 7 November 2015   00:21 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu nggak perlu bayar pakai duit," desisnya, ia memajukan kepalanya hingga ke samping kepala Sonia lalu berbisik, "pakai badan kamu aja, gimana?"

Sonia melotot seketika, Ryan menarik kepalanya kembali, menunggu reaksi gadis itu yang sudah bisa ia bayangkan. Dan apa yang ada di pikirannya terjadi, "plakk!" sebuah tamparan mendarat di pipinya.

Ryan mengelus pipinya yang terasa panas, kuat juga tangannya! Matanya kembali menelisik wajah gadis di depannya.

"Jaga bicara kamu ya, itu sangat tidak sopan. Minggir, aku mau lewat!" seru Sonia melangkah mencari jalan, tetapi ia kembali tak bisa menemui celah ketika semua anak itu sekarang malah mengeliliginya.

"Maaf, aku hanya mau lewat!"

"Kan teman-teman aku tadi sudah bilang, kamu harus bayar dulu baru bisa lewat!" seru Ryan. Sonia kembali menoleh Ryan, lalu ia memaksa menerobos anak-anak itu, mereka segera menghalangi bahkan memungut lengannya. Tapi Sonia tak tinggal diam, ia melawan. Menginjak kaki Evan, mengikut perut Andra hingga pegangannya terlepas, lalu meninju Harris, iapun bertarung seadanya yang ia bisa.

Sayangnya ia tak di bekali ilmu bela diri yang mumpuni, sehingga harus kewelahan menghadapi tiga cowo yang sepertinya sudah biasa tawuran itu, sementara Ryan hanya menonton. Ia merasa ketiga temannya sudah cukup untuk meringkus cewe sok pemberani itu. Pada akhirnya Sonia terjerembat ke jalanan.

"Yan, gimana. Tanggung nih?" tanya Evan,

Ryan tersenyum seraya melangkah ke arah Sonia yang masih belum bangkit, Sonia terdiam karena ia merasa percuma saja melawan. Ia bisa mati babak belur nanti, lebih baik pura-pura nurut saja, nanti kalau ada kesempatan baru melarikan diri. Jadi ia diam saja saat Ryan merengkuh lengannya hingga ia berdiri.

Ryan menatap dengan tatapan aneh, Sonia jadi risih di tatap seperti itu, "kenapa kamu menatapku seperti itu, jangan coba berfikir macam-macam ya!" kesalnya, Ryan malah tersenyum, "sorry, udah terlanjur tuh!"

Sonia menoleh seketika hingga pandangan mereka beradu, entah, apa yang tersirat di mata tajam pemuda itu. Pemuda yang sepertinya beberapa tahun lebih muda darinya, mengetahui ada yang tidak beres ia segera mengalihkan pandangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun