Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wish You Were Mine

26 Agustus 2015   16:16 Diperbarui: 26 Agustus 2015   16:16 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Jadi gw bertepuk sebelah tangan? Yah...gw tahu sih, cewe kek lo mana mau pacaran sama cowo bau kencur kek gw, iya kan? Tentu lo lebih milih cowo dewasa kek marinir itu, atau seprofesi lo yang lebih matang!" nada kecewa jelas terdengar dari kalimatnya, dan itu membuat mataku memanas.

"Nggak apa-apa kok, asal lo bahagia...gw sih fine-fine aja. Meski....sakitnya tuh di sini!" katanya menunjuk letak jantungnya. Buliran bening mulai membanjiri pipiku, aku yang tak pernah menangis kini meleleh hanya oleh seorang bocah 19 tahun yang belum perpengalaman soal cinta. Dia sangat polos, untuk ukuran seorang anak milyarder.

"Lo kok nangis sih, Vio?"

"Karena perasaan lo gak bertepuk sebelah tangan, gw udah coba untuk menampik perasaan ini dengan logika dan kenyataan. Tapi itu nggak berhasil!" kataku sedikit terisak, "kekuatan iblis lo lebih hebat merayap ke jiwa gw!"

Aku berbalik menatapnya, "gw tahu ini seharusnya salah, tapi gw gak bisa menolak perasaan ini!"

Senyumannya mengembang perlahan, "jadi....jadi lo juga cinta sama gw?"

Aku mengangguk. Dia tersenyum girang, melompat ke arahku, menarik tubuhku dan memelukku erat. "gw bahagia banget, gw pikir lo gak bakal mau sama gw!" aku membalas pelukannya, entah karena saking bahagianya atau apa, kami tidak tahu, yang jelas bibir kami sudah langsung berpagutan, entah siapa dulu yang memulai. Gigi kami saling beradu hingga menimbulkan bunyi gemeretak. Dan si evil sudah cukup lihai berciuman, kali ini aku tak perlu mengajarinya lagi.

* * *

Kami beruntung karena pak Fredy sedang kembali ke Korea, kalau tidak kepalaku bisa di copot dari lehernya karena sudah membuat putra tunggalnya tidak perjaka lagi. Aku di bayar untuk menjaganya, tapi sepertinya aku malah merusaknya, ini gila! Tapi kami menikmati masa kebersamaan kami. Dia bahkan tidak malu menciumku setelah turun dari mobil saat ku antar ke kampus, padahal beberapa teman melihat. Mungkin akan mencibirnya!

Masa pacaran kami tergolong singat, minggu berikutnya aku di sidang di markas.

"Aku mempercayakan tugas ini padamu, Letnan. Karena aku tahu kamu pasti bisa mengatasi anak-anak seperti Rendi Mahardika, tapi apa yang telah kamu perbuat? Kamu menghancurkan kepercayaan Fredy terhadapku!" seru Kolonel Dirga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun