"Yeah....yiha....hu...gw menang lagi....ha....yesss!"
"It's cheating!"
Ku lempar remote control itu dengan kesal, aku termasuk lihai soal ps tapi ini untuk yang ke sekian kalinya aku berhasil di pecundangi oleh seorang bocah ingusan yang usianya 7 tahun lebih muda dariku.
"Hei, kalau gak bisa main jangan ngambek gitu dong....pake bilang gw cheating segala!"
Si Evil ini memang jago kalo udah menyangkut soal ps, Xbox, atau semacamnya, di antara teman-temannya ia memang di memyandang predikat Prince of games , tapi bagiku dia adalah seornag Evil. Tahu kenapa, karena tampannya nggak ketulungan, lebih tampan dari para malaikat, kan kalo Evil bisa menjelma menjadi orang tertampan di dunia yang mampu membuat kita terlena sampai lupa tugas kita yang susungguhnya. Dan itu terjadi padaku, di hadapkan pada seorang pemuda 19 tahun yang masih ting-ting, yang punya muka yang mampu membuatku tak bisa berpaling.
Kenapa aku bilang ting-ting? Lawong dia masih perjaka, pacaran saja belum pernah. Si ayah yang seorang kongklomerat highclass memang melarangnya pacaran dulu ssbelum bisa lulus S1 dan mulai membantunya menangani kerajaan bisnisnya. Karena dari pengalaman yang ada, seorang Prince yang cenderung memiliki kehidupan bebas justru akan nyungsep ke lumpur sebelum berhasil. Dari sana-sini banyak cewe yang ngaku hamil karenanya. Kalo udah gitu, apa yang mesti di banggain?
Beda sama Prince satu ini, bapaknya itu super deh. Pokoknya dia nggak mau anak tunggalnya itu hancur sama kek sepupu-sepupunya. Dan di sinilah tugasku, menjaganya seperti baby siter, harus memastikan dia nggak melanggar aturan. Tapi klo terlalu over kan kasihan juga, makanya ku curi beberapa kepercayaan si bapak untuk memberi dia sedikit ruang agar bisa bernapas.
"Siapa bilang gw gak bisa main, gw hampir menang tahu nggak kalo lo gak cheating!"
"Nah, kok cheating lagi?"
"Itu, lo kiss pipi gw buat apaan?"
"Itu....iseng aja, abis....lo tambah cakep sih tiap harinya. Emang itu kiss bikin otak lo ilang konsen? Nah....hayo....lo suka ya sama gw...?"godanya membuat pipiku jadi merona.