"Tante!" desis Alisa dengan mata yang mulai memerah, "jadi selama ini kamu masih saja merayu Ridwan padahal kamu tahu kalau Ridwan sudah mau menikah dengan Nadine?" sambung Dewi. Ratna yang masih tidak mengerti hanya diam keheranan.
"Tante, aku tidak bermaksud merusak hubungan mereka!"
"Tapi kamu sudah melakukannya, dengar Alisa....kamu pikir aku akan menerimamu lagi berhubungan dengan putraku? Tidak, ingat....kamu sudah mencoreng keluarga kami. Dan aku masih belum bisa memaafkan itu!"
Mata Alisa mulai berkaca-kaca, ia tak menyangka ternyata sebenci itu ibu Ridwan padanya sekarang.
"Kalau kamu masih punya harga diri, lebih baik kamu pergi dari hidup Ridwan dan Nadine. Jangan ganggu hubungan mereka!"
Ridwan muncul mendorong Nadine di kursi roda, mata mereka bertemu dengan milik Alisa yang saat itu menggelindingkan sebutir airmata. Ratna mendekat dan bertanya pada Dewi, "mbak, kamu kenal sama Alisa?"
"Aku akan menjelaskannya nanti!" katanya menoleh Ratna, lalu ia kembali menatap Alisa. "kenapa kamu masih di sini? Cepat pergi!" usirnya. Sekali lagi Alisa menatap Ridwan, beberapa pasang mata juga memperhatikan mereka. Sebutir airmata kembali mengalir, bibir Alisa bergetar saat berucap, "maaf!" katanya lalu berbalik dan berjalan perlahan.
Ridwan menatapnya, ada rasa perih yang menghinggapi hatinya melihat Alisa di perlakukan seperti itu oleh ibunya. Nadine juga merasakan hal yang sama, ia bahkan ikut menitikan airmata ketika mengingat tatapan Alisa tadi. Perlahan langkah Alisa semakin cepat hingga berlari. Ridwan langsung menyeret kakinya mengejar wanita itu, Dewi memanggil nama putranya untuk menghentikannya tetapi Ridwan tak menghiraukan panggilan ibunya. Dan Nadine hanya bisa memandang.
Ridwan berhasil meraih lengan Alisa di gerbang rumah sakit, "Alisa tunggu!" serunya, mereka berhenti di sana. Alisa segera melepaskan dirj dari tangan Ridwan tanpa menoleh, "maafkan ibuku!" desis Ridwan. Ia tahu ibunya sudah cukup menyakiti hati wanita itu.
"Ibumu tidak salah, dia benar!" sahut Alisa menyeka airmatanya, "memang seharusnya aku tidak memasuki kehidupanmu lagi, semua yang terjadi padaku adalah kesalahanku sendiri dan aku harus bisa menerima semua akibatnya!"
"Tapi tidak seharusnya ibuku sekasar itu padamu, apalagi di tempat umum!"