Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mate

16 Maret 2015   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk siap-siap atau mereka yang akan mendandanimu!"

"Apa!" teriakku.


*****


Belum sampai lima belas menit aku sudah selesai, memandangi diriku di depan cermin. Gaun warna Emas itu rasanya cocok sekali di tubuhku, hanya di hiasi anting berlian panjang yang membentuk airmata berjatuhan. Tapi kenapa orang itu mengharuskanku memakai semua barang ini, sepatunya juga. Hak nya terlalu tinggi, entah aku bisa jalan atau tidak! Aku menurut saja, nanti kalau aku menolak orang-orang itu bisa saja kan mengobrak-abrik rumah paman?


Ternyata Edie menceritakan semua kejadiannya kepada paman Dion soal malam itu, itu sebabnya tadi paman sempat minta maaf karena memukulku dengan sapu. Tapi aku tak menyalahkannya. Jantungku berdegup kencang ketika aku memasuki rumah super mewah, layaknya cinderella. Aku seorang gadis biasa yang di sulap menjadi putri yang cantik, apakah semua ini juga akan hilang ketika jam 12 malam berdentang?


Ada banyak tamu di sana, terlihat hampir semua yang hadir adalah orang-orang kelas atas. Ku hela nafas untuk mengusir kegugupanku, tapi di sini aku tak mengenal siapapun. Bagaimana ini? Berdiri di tengah keramaian orang-orang asing. Aku jadi merasa seperti alien yang tersesat. Ku rasakan beberapa mata menatapku tajam, membuat tubuhku makin gemetaran.


Suara langkah kaki ku dengar menuruni tangga, aku menatap ke sana. Sesosok wajah yang pernah aku lihat muncul di sana. Malam itu aku tak melihat wajahnya dengan jelas, ternyata dia super tampan. Seperti pangeran dari negeri dongeng, apalagi ia memakai tuxedo warna putih yang elegan. Kepalaku sedikit meneleng ke samping menikmati wajahnya, aku tersentak saat sebuah sapaan membangunkanku.


"Hai!"


Dia sudah berdiri tepat di depanku. "aku tak melihat wajahmu dengan jelas malam itu, ternyata....kau cantik juga!"

Apa! Memangnya waktu itu wajahku terlihat menyeramkan? Aku mencoba menguasai diri. "kau tidak seharusnya memaksaku datang ke sini, jika kau ingin berterima kasih. Kirimkan saja ucapan terima kasih, beres!" judesku.

"Aku mengundangmu ke sini karena aku berutang padamu, pertama aku hampir berbuat kurang ajar padamu. Kedua, kau menyelamatkanku. Ucapan terima kasih saja tidak akan cukup!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun