Aku berkaca di depan cermin, melihat bekas merah di lenganku akibat sabetan sapu oleh paman. Singkat cerita aku mengendap masuk melalui jendela kamar, ternyata saat taksi berhenti paman masih terjaga. Dia sembunyi di dekat lemari sambil memegang sapu lantai. Begitu aku masuk aku langsung deh kena hukuman. Masih terasa panas, bukan berarti pamanku jahat dan suka menyiksaku ya? Dia orang yang sangaaaaat baik. Dia menghukumku karena aku memang melanggar aturan pulang di atas jam 10 malam, mana bau alkohol lagi. Paman pasti mengira aku mabuk-mabukan. Selain di lenganku, di bagian belakang pahaku juga ada. Aku kena pukul dua kali sebelum paman mau mendengarkan penjelasanku. Entah dia percaya atau tidak setelah itu dia keluar dari kamarku.
*****
Seminggu berlalu dari hari itu, aku bahkan sudah lupa tentang pria yang aku selamatkan. Tapi tiba-tiba saja aku mendapatkan sebuah undangan ulangtahun. Padahal setahuku, di antara semua temanku tidak ada yang ulangtahun di bulan ini. Ku buka saja undangan itu, sebuah nama yang rasanya pernah aku kenal.
Alan Samudra Wiratama
Karena merasa tak kenal ku lempar saja undangan itu ke bak sampah kecil di kamarku dan aku pun membantingkan diri ke kasur. Aku memang orang yang cuek, mau tahu sudah 22 tahun tapi aku belum sekalipun pacaran loh....alias jomblo tulen. Bukannya tak laku, tapi aku tak mau main-main soal punya pacar. Aku maunya yang serius, yang benar-benar di ciptakan untukku, yang benar-benar menjadi soulmate ku.
Dua hari kemudian, Rabu malam, jam 7 teng. Saat aku lagi asyik memeriksa kembali skripsiku, aku ingin memastikannya sempurna untuk sidang besok. Pintu kamarku di gedor paman dengan kencang, ada apalagi ini.... Dengan malas aku membukanya karena memang aku kunci.
"Ada paman, aku sedang belajar. Aku kan sudah janji tidak akan menyelinap lagi!"
"Ada tamu untukmu!"
"Tamu?"
Perasaan aku tidak janjian sama Tania atau yang lainnya. Dengan malas pula aku beranjak ke ruang tamu, mataku hampir loncat keluar saat melihat pria yang berdiri di ruang tamu, seketika tubuhku jadi seperti batu.
"Selamat malam nona Julie!" sapanya, aku kenal dia. Ya...dia yang mengaku bernama Edie dan dia adalah tangan kanan pria itu, Alan!