"Ha!"
Mereka memasuki sepetak kandang, ada kuda jantan yang gagah di sana. Axel menghampirinya dan melepaskan tali nya dari pagar. Kemudian ia mengelus punggung kuda itu.
"Hai, kawan. Apa kabar, maaf ya.... Belakangan tidak pernah menjengukmu!" serunya.
"Itu kuda loe?"
Axel menoleh dan tersenyum.
"Namanya Run!"
"Run?"
"Karena dia pelari yang hebat, tapi maklum sekarang sudah mulai tua!" jawabnya. Kuda itu meringis bersuara, seolah menolak di bilang tua.
"Sepertinya dia tidak setuju loe bilang tua."sahut Jesie melangkah mendekat. Ia juga ikut membelai punggung kuda itu. Kuda itu mendekatkan kepalanya dan itu membuat Jesie mundur.
"Nggak apa-apa. Kaya'nya dia suka sama loe!"
"Gue nggak pernah sedeket ini sama kuda!"