"Jangan bercanda ah! Toh jarang sekali kita berempat bisa punya waktu liburan yang sama kalau bukan kalian libur dari kampus."
"Benar juga sih. Dan aku sudah tak bisa tidur lagi juga. Aku mandi saja," putusku meninggalkan ranjang Choeun yang empuk.
Setengah jam kemudian kami berdua sudah menikmati sarapan kami yang sangat tidak sehat, lalu kami duduk di sofa ruang tamu untuk main game. Ternyata waktu berlalu sangat cepat dengan kami sibuk saling berteriak saat main. Aku merindukan Choeun yang seperti ini, dan aku lega Donghyun membawanya Kembali.
"Astaga, ini sudah jam delapan lima puluh menit!"
Tanpa aba-aba, kami berdua berlarian ke dalam kamar dan mulai memakai makeup minimalis di wajah kami. Kami juga mengecek apakah penampilan kami sudah sempurna dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Berarti sebentar lagi mereka akan sampai."
Tapi dugaanku salah. Sekarang sudah jam sembilan lima belas menit, tapi bel apartemen Choeun masih belum berbunyi, bahkan kedua ponsel kami tidak juga berbunyi sejak pagi. Choeun mengambil ponselnya dan berdecak dengan tidak sabar sambil dahinya berkerut.
"Kurasa dia belum bangun. Dia aktif delapan jam yang lalu di Instagram dan terakhir membalas pesanku jam 2.50... Min Donghyun..."
"Aku telepon Dongsun saja. Masa dia juga masih tidur..." ujarku bingung.
Aku dengan cepat menelepon Dongsun, tapi sampai dering telepon yang entah kesekian kalinya, dia masih belum menyambut panggilanku.
"Kurasa mereka tidur..."