"Aku hanya tidak bisa merelakan noona. Tidak dengan siapapun, bahkan dengan Yoonsung yang sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri."
Valene merasa jantungnya berdebar dua kali lebih cepat ketika Kyungju memandang Valene dengan sangat serius. Apakah kata-kata ini berarti...
"Noona, saranghae..." bisik Kyungju.
Ingin saja Valene meneriakkan "jangan bercanda" tapi rasanya kata-kata itu tidak cocok untuk suasana saat ini. Valene menundukkan kepalanya, seluruh perasaannya campur aduk sekarang.
"Noona tidak mencintaiku?"
"ANIYA! Siapa yang bilang begitu?"
Menyadari apa yang baru saja diucapkannya, wajah Valene memerah sepenuhnya dan Valene memilih memandangi kakinya yang berkaos kaki ungu seolah-olah sekarang kaos kaki itu sangat menarik untuknya ketimbang wajah Kyungju. Namun tangan Kyungju menyentuh lembut dagu Valene dan membuatnya mendongak. Valene tidak bisa menghindar memandangi wajah Kyungju sekarang. Keadaan serius ini sangat membuat Valene frustasi, tapi dia juga penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia malu, merasa Kyungju kapan saja akan menertawakan wajahnya yang semerah tomat. Tapi wajah Kyungju yang semakin mendekat padanya juga terlihat merah... apakah dia juga malu?
"Mulai sekarang... noona hanya milikku seorang," ujar Kyungju, masih sambil berbisik.
Dan kau juga milikku, bisik Valene dalam hatinya. Apakah dia sekali lagi sedang bermimpi? Tapi mimpi ini terlalu indah dan nyata untuknya. Nafas Kyungju berbau mint, dan itu terasa nyata menyapu wajahnya. Sudahlah, mungkin ini memang kenyataan, putus Valene pasrah, memejamkan matanya tepat sebelum bibir lembut Kyungju menyentuh bibirnya. Valene tidak tau apa yang harus diperbuatnya, memang ini bukan ciuman pertamanya, tapi rasanya keadaan singlenya selama 3 tahun membuatnya lupa sepenuhnya soal ciuman. Dia mendadak merasa sangat bodoh, tapi sekaligus gelenyar kebahagiaan yang menghangatkan memenuhi seluruh tubuhnya. Mendadak dia tidak menginginkan apa-apa lagi, otaknya berhenti bekerja. Kyungju pastilah punya semacam sihir atau entah apa yang membuat Valene seperti ini. Valene meletakkan tangannya di dada Kyungju ketika Kyungju melumat lembut bibir Valene, dan Valene tau yang perlu dilakukannya hanyalah membalas ciuman itu. Entah berapa lama mereka seperti itu, membuat Valene semakin kehilangan akal sehatnya. Dia tidak pernah menyadari kalau dia memang sudah sangat mencintai Kyungju. Dia sudah tidak bisa berpura-pura lagi bahwa Kyungju lebih muda darinya dan mungkin tidak lebih dewasa darinya. Bagaimana mungkin Kyungju yang suka bercanda ini bisa menjaganya? Tapi semua kekhawatiran itu rasanya pupus. Valene bisa merasakan Kyungju yang sangat mencintainya juga... dan merasa aman ketika bersamanya. Tidak ada lagi yang perlu kukhawatirkan, tegas Valene dalam hatinya, dan saat ini hanya ada kami berdua disini... tunggu, apa yang baru saja kupikirkan!
"Kyungju..." Valene melingkarkan lengannya ke leher Kyungju saat Kyungju menghentikan ciuman itu.
Nafas Kyungju memburu dan terasa sangat panas di leher Valene. Ada yang tidak beres.