Aku tersenyum pada Yingmin, "hmm... gwaenchana. Sekarang kan kau tidak begitu lagi, Yingmin. Itu artinya kau menyukaiku, kan? Aku malah harus berterimakasih padamu..."
"Ne... Yesung... aku... apa menurutmu aku jelek?"
"Apa? Aniyo... waeyo?"
"Mereka bilang aku jelek... jadi sebenarnya aku selalu berusaha untuk bisa menjadi cantik dan pintar menari, mencari jalan untuk mendekati kalian... mereka tau aku nge-fans sama kalian, dan terus saja bilang bahwa aku tidak akan mungkin bisa mendekati kalian..."
"Sekarang jangan pikirkan itu lagi, sekarang biarkan mereka melihat kenyataannya. Kau dekat dengan kami, Yingmin, kau sudah menjadi bagian dari lingkungan kami."
"Benarkah, Yesung? Kalian... menerimaku? Kau... menerimaku?"
"Ne, aku menerimamu. Dan bisakah kau memanggilku dengan sebutan oppa? setauku kau masih lebih muda dari Xili dan Suxuan, kan?"
"Ng... ne, Yesung oppa," panggil Yingmin.
"Begitu lebih baik. Jangan takut Yingmin, sekarang kau tidak sendirian."
Yingmin tersenyum. Aku suka melihat senyumnya yang seperti ini, karena di balik senyum itu aku melihat ketulusan hati Yingmin. Sekarang aku juga makin mengerti dirinya yang sebenarnya... dan aku ingin menjadi sahabatnya. Dia butuh seseorang untuk membagi bebannya, dan aku ingin menjadi salah seorang itu. mudah-mudahan aku bisa membantunya, meski saat ini aku belum pikirkan cara yang tepat. Zheng Yingmin, kau yeoja yang hebat. Jangan berhenti terus berusaha menonjolkan dirimu yang sebenarnya, oke?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI