"Hahaha... aneh sekali," ujar Yingmin sambil tertawa.
Kami sibuk dengan pikiran masing-masing selama perjalanan di dalam taxi, tapi aku mengantarnya turun saat menuju apartemen. Tiba-tiba dia limbung, dan aku menangkap lengannya.
"Apa juga kubilang, kakimu sakit. Ada peralatan kesehatan di apartemenmu? Biar aku rawat sebentar."
"Aigo, tidak mau merepotkanmu, Yesung..."
"Kau ini bilang apa, kau itu guru menariku. Ayolah, biarkan aku masuk."
Dia sudah pasrah. Kami memasuki gedung apartemennya yang agak tua, aku jadi bertanya-tanya dia tinggal bersama siapa disini.
"Ng... liftnya agak tua, aku takut Yesung keberatan."
"Tidak sama sekali. Ayo."
Agak ngeri sih mendengar liftnya berderit begitu ketika naik ke lantai tujuh, tapi tidak apa-apalah, aku kan harus bersikap baik. Ternyata keadaan di lantai tujuh masih lumayan ramai pada jam segini. Kulihat di apartemen 706, pintunya terbuka begitu saja, dan ada orang-orang yang bermain kartu remi, orang-orang itu umurnya setengah baya. Di kamar 707 juga, ada beberapa muda-mudi yang minum minuman keras. Apartemen macam apa ini?
"Apartemenku di 710," kata Yingmin.
"Hoi, Zheng Yingmin!"