"Ne, dan masakannya juga enak. Kalau begini terus yang merasa makmur di apartemen pastilah Yifang onnie. Sekarang dia bisa makan banyak lagi."
        "Kalau dia chubby lagi semakin enak dipandang," celetuk Sungminnie.
        Aku melihat Yesung hyung melirik sejenak pada Sungminnie, tapi Sungminnie yang lagi mencuri lauk di kotak yang dipegang Kyu, sama sekali tak memperhatikannya. Aku menyuapkan sebatang sayur ke mulut Xili.
        "Em, gomawo, oppa..."
        Aku bertanya, "kenapa datang kesini sendirian? Tidak minta yang lain menemani?"
        "Cuma ada Aqian di apartemen, dan dia baru saja pulang kerja, jadi kelihatannya capek. Aku datang sendirian kan cukup aman juga, oppa, hehehe..."
        "Iya juga sih. Gomawo, jagiya... aku senang perhatianmu yang seperti ini."
        "Jangan begitu. Ini sudah seharusnya. Oh ya, oppa... apa tanggal 30 nanti ada jadwal?"
        Aku memeras otakku, mengingat jadwal yang dibacakan Mimi pada kami, jadwal untuk sepuluh hari ke depan. Kami punya waktu kosong tanggal 21, 24, 28, 29, 30...
        "Kosong. Memangnya kenapa, Xili?"
        "Mama dan baba berulang tahun perkawinan pada tanggal itu. Maukah oppa menemaniku pulang ke Guangzhou? Kalau memang oppa sibuk, kita bisa berangkat tanggal 30 pagi dan pulang malam itu juga."