Aku seorang editor. Pagi hari ini aku disibukkan akan beberapa novel yang harus segera diedit. Aku juga menyimpan beberapa alamat email penulis wanita yang kelihatannya cerdas, hanya untuk sekedar ajakan makan siang, berlanjut sampai malam kalau aku tertarik.
"Morning Nathan!" Suara lantang Zack terdengar begitu membuka pintu ruanganku. "Still busy?" Zack duduk di kursi depan mejaku.
"Ada empat email yang masuk pagi ini, dan semuanya deadline minggu depan."
"Artinya kamu tidak bisa keluar malam ini?"
"Sorry... Kamu punya banyak teman wanita yang bisa diajak keluar kan?"
"Good idea, Nathan." Zack terlihat menelusuri mejaku. "Tidak ada mocca pagi ini?"
"Hafal banget..." Aku masih tetap fokus menscroll layar.
"Still thinking about her? I mean, your ex, Zee..." Zack bertanya dengan suara pelan. Aku refleks berhenti fokus dan menatap ke arah jendela.
"Well, you just can't easily forget someone who really important."
"Dia sudah meninggal, Nathan. Dan itu waktu kalian masih SMA. Berapa umurmu sekarang? 24?"
"Look, aku benar-benar ingin fokus sekarang." Aku kembali menghadap layar komputer, memasang mimik serius, menahan air mata yang akan jatuh.