Aku kembali ke club semalam bersama Zack, dan yah, semoga tidak ada Ivy. Zack sudah hanyut berpesta dengan wanita-wanita yang menurutku hanya tertarik pada uangnya. Dengan wajah blasteran Russia-Indonesia gampang sekali dia menarik lebih dari satu wanita. Aku hanya duduk mengamati, sambil sesekali melirik bartender sexy di depanku.
"Hei..." tiba-tiba ada tangan lembut yang menyentuh pundakku. Ivy. Aku tersenyum.
"Kamu masih ingat aku kan? meskipun hanya semalam..." tangannya turun mengelus-elus punggungku.
"Yah, kamu yang tidak suka mocca." Aku melempar pandangan mengitari orang-orang. Zack, kalau kamu menangkap sinyalku, datanglah.
"Mau minum apa? malam ini aku yang traktir." Ivy bersiap-siap hendak memanggil bartender sexy tadi, tepat saat aku menemukan Zack.
"Ivy, wait." aku bergegas menghampiri Zack.
"Ivy di sini." kataku setengah berteriak. Kulihat Zack sengaja mengacuhkanku, fokus menghabisi bibir lawan jenisnya.
Aku berusaha melepas mereka berdua. "Oke..oke.. enough." melempar senyum ke wanita tadi, dan langsung menoleh pada Zack. Terlihat dia sedikit jengkel.
"Find your own girl, Nathan. Kamu nggak lihat tadi aku.." belum sempat Zack meneruskan kata-katanya, Ivy muncul dari belakang punggungnya.
"Kamu bawa teman ternyata?" Ivy tersenyum lebar sambil menjulurkan tangannya. "Aku Ivy."
Sekilas Zack melihatku, sebelum akhirnya membalas uluran tangannya. "Zack."