Mohon tunggu...
H.Sabir
H.Sabir Mohon Tunggu... Freelancer - Lakum Dinukum Waliyadin

Dunia ini hanya untuk disinggahi dan dinikmati sesekali kita memang akan kedatangan sial, tapi tak akan berlangsung lama tidak ada pesta yang tak usai demikian juga tidak ada badai yang tak reda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jakarta Membunuh semua Cinta Lamaku

4 Mei 2016   22:16 Diperbarui: 4 Mei 2016   22:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

” Aku bersedia melakukan apa saja Bet..., asal kau mau memaafkan aku. Apakah kamu sudah lupa semua janji kita ?, apa kau kini ingin mengingkari janji-janji itu ? lalu nama siapa yang akan aku wakilkan pada bintang kecil kita di malam hari ? ”

” Tak usah lagi memandangi bintang-bintang itu, akupun sudah hampir sebulan tidak menatap mereka bertiga lagi, karna ku tahu pandanganmu kini bukan ke mereka lagi, tapi digantikan oleh omba-ombak pantai Manado.”

akhirnya semua mimpi-mimpi burukku terjawab sudah, aku tidak bisa lagi mempertahankan cinta kami. Tak lama kemudian sepupuku datang menjemputku, rupanya ia mengetahui kedatanganku di Asrama. Akupun berboncengan dengannya, dan pamitan pada Beatrix, untuk terakhir kali aku memandanginya sepuas hatiku, ingin aku menciumnya terakhir kali, tapi tatapan tajam milik Beatrix seperti jawaban untukku bahwa dia kini bukan milikku lagi..

Deru motorpun berlalu, hujan semakin lebat membasahi tubuhku, aku tidak tahu lagi apakah air hujan atau air mata yang membasahi wajahku. Aku tidak peduli...semuanya terasa begitu kosong, aku seperti kehilangan separuh jiwaku...mimpi burukku ternyata benar-benar terjadi.

***

Malam ini adalah malam ketiga aku berada di rumah mama, tapi tak ada yang bisa membetahkan aku lama-lama disini lagi, seperti tiga tahun yang lalu saat Beatrix masih bersamaku. Aku memilih duduk di teras rumah sambil memandangi langit malam yang pekat, sudah lama aku tidak memandanginya begitu lama dan penuh rasa. Entah mengapa aku memberanikan diri menatap rasi scorpio malam ini, padahal itu adalah bintang yang kami pilih untuk dipandangi jika kami saling merindukan satu sama lain...akhirnya samar-samar aku lihat bintang-bintang itu berdekatan saling berangkulan aku menatapnya penuh takjub...apakah mata Beatrix tertuju kesana juga malam ini ? sepertinya iya, mereka bahagia kelihatannya. memandangku kebawah sambil sesekali menengok ke utara mungkin Beatrix memandangi mereka dari sana..

From : My Angel

Beatrix Juvanti Tilaar

Selamat Natal



DIARY SEBELUM PERGIKU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun