Dalam komunikasi intersubjektif, tindakan komunikatif bersifat intensional. Dia terarah kepada subyek yang lain dan meminta reaksinya. Subyek yang lain itu otonom.
Kemandirian menunjukkan kesanggupan untuk mengenal dan mengikat diri pada sesuatu. Sesuatu itu selalu diungkapkan dalam bahasa. Bahasa menjadi medium komunikasi antar subyek. Habermas menyadari adanya perasaan, kebutuhan dan pengalaman pribadi yang semuanya ditransformasikan dalam bahasa.
 Karena dalam komunikasi yang menjadi tujuan adalah saling pengertian, maka komunikasi harus bersifat terbuka.[23] Komunikasi yang bersifat terbuka menuntut kesediaan satu subyek untuk menerima tanggapan dari subyek yang lain. Rasio komunikasi yang mendasari komunikasi ini juga bersifat terbuka.
Dia adalah rasio yang menyadari ketergantungan hakikinya dari tanggapan peserta komunikasi. Keterbukaan hakiki inilah yang membedakan rasio komunikatif dari rasio instrumentalis dan rasio strategis yang menjiwai sitem politik totaliter.
4. Habermas Sebagai pembaharu Teori Kritis melalui rasio Komunikatif
Â
Antara Habermas dan para pendahulunya (teori kritis mazhab Frankfurt) terdapat diskontinuitas yang tegas mengenai perbedaan mendasar dua dimensi praxis, yaitu kerja dan komunikasi. Kerja dan komunikasi merupakan dua tindakan dasar manusia yang menentukan bagaimana manusia sebagai spesies bergerak dan hidup dalam dunianya. Bertolak dari konsep baru mengenai praxis, sebagai pembaharu, Habermas dapat menyegarkan kembali pemikiran-pemikiran Marxis yang menyangkut dua pokok masalah yaitu hubungan antara teori dan praxis.
Â
Usaha untuk mencari pertalian teori praxis ditempuhnya dengan jalan konsensus dan komunikasi, suatu jalan yang berlawanan dengan gagasan-gagasan Marxisme pada umumnya yang menempuhnya dengan jalan konflik revolusioner. Usaha-usaha untuk membangun suatu teori kritis yang sistematis dan pragmatis berdasarkan konsep baru mengenai praxis sebenarnya telah dimulai sebagai suatu teori mengenai pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Teori ini menjadi dasar epistemologis bagi Teori Kritis dalam versi Habermas sekaligus menjadi kritik yang gigih atas saintisme dan posivitisme. Dengan teori ini secara jernih Habermas meletakan dasar-dasar bagi Kritik, menemukan pertautan antar pengetahuan dan praxis, dan membangun semacam program dasar bagi teori krisinya, yaitu rasio komunikatif.
5. Kemungkinan Mengkritisi Rasio Komunikatif Jurgen HabermasÂ