Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Hari Museum Nasional: Melestarikan Pusaka Budaya di Museum Negeri

17 Oktober 2021   09:22 Diperbarui: 13 November 2021   05:10 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Salah satu ruang display yang menampilkan koleksi Museum Pattimura di Rumah Pattimura, Desa Haria. Sumber: Syahruddin Mansyur/Balar Maluku

Selain itu, menurut pengakuan Husein Hatuwe, pemilik koleksi pusaka budaya, ia pernah mendapat bantuan untuk alat penyimpanan koleksi warisan leluhurnya, meskipun masih jauh dari memadai. 

Di Negeri/Desa Haria, terdapat rumah Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional yang kini dikelola oleh keturunannya. Rumah pusaka itu juga digunakan sebagai Museum Pattimura. Salah satu koleksi yang penting adalah peralatan yang digunakan oleh Kapitan Pattimura yakni pakaian dan parang (pedang). Selain itu juga terdapat meja tua nan antik dari bahan marmer dan kayu.

Rumah Pattimura di Negeri/Desa Haria, Pulau Saparua. Sumber: Syahruddin Mansyur/Balar Maluku (2011)
Rumah Pattimura di Negeri/Desa Haria, Pulau Saparua. Sumber: Syahruddin Mansyur/Balar Maluku (2011)

Ilustrasi, Salah satu ruang display yang menampilkan koleksi Museum Pattimura di Rumah Pattimura, Desa Haria. Sumber: Syahruddin Mansyur/Balar Maluku
Ilustrasi, Salah satu ruang display yang menampilkan koleksi Museum Pattimura di Rumah Pattimura, Desa Haria. Sumber: Syahruddin Mansyur/Balar Maluku

Berdasarkan pengalaman riset selama di Maluku, memang dapat dijumpai di desa-desa adat yang disebut negeri banyak terdapat rumah-rumah pusaka, yang digunakan sebagai tempat menyimpan pusaka budaya peninggalan atau warisan leluhur negeri. 

Kembali soal riset tentang pengembangan Museum Negeri, ini dimaksudkan untuk melihat peluang secara regulasi dan institusi lahirnya museum-museum di tingkat desa atau negeri. 

Secara regulatif, keberadaan museum di tingkat desa yang dikelola dengan manajemen yang lebih baik oleh pemerintah desa atau negeri, setidaknya lebih bisa menjamin keberadaan museum dan koleksi-koleksi pusaka negeri. 

Keberadaan museum negeri, sebenarnya untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan masyarakat adat di tingkat desa atau negeri. Hal ini karena, khususnya di Maluku basis tentang adat dan tradisi ada di desa-desa adat atau negeri. 

Acapkali karena soal hak kultur dan historis, masyarakat adat menginginkan pusaka negeri tidak keluar dari wilayah adatnya. 

Itu makanya, sebagian masyarkat lebih memilih menyimpan pusaka warisan leluhurnya di rumah-rumah adat, bukan di museum baik di kabupaten maupun provinsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun