Selain itu, menurut pengakuan Husein Hatuwe, pemilik koleksi pusaka budaya, ia pernah mendapat bantuan untuk alat penyimpanan koleksi warisan leluhurnya, meskipun masih jauh dari memadai.Â
Di Negeri/Desa Haria, terdapat rumah Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional yang kini dikelola oleh keturunannya. Rumah pusaka itu juga digunakan sebagai Museum Pattimura. Salah satu koleksi yang penting adalah peralatan yang digunakan oleh Kapitan Pattimura yakni pakaian dan parang (pedang). Selain itu juga terdapat meja tua nan antik dari bahan marmer dan kayu.
Berdasarkan pengalaman riset selama di Maluku, memang dapat dijumpai di desa-desa adat yang disebut negeri banyak terdapat rumah-rumah pusaka, yang digunakan sebagai tempat menyimpan pusaka budaya peninggalan atau warisan leluhur negeri.Â
Kembali soal riset tentang pengembangan Museum Negeri, ini dimaksudkan untuk melihat peluang secara regulasi dan institusi lahirnya museum-museum di tingkat desa atau negeri.Â
Secara regulatif, keberadaan museum di tingkat desa yang dikelola dengan manajemen yang lebih baik oleh pemerintah desa atau negeri, setidaknya lebih bisa menjamin keberadaan museum dan koleksi-koleksi pusaka negeri.Â
Keberadaan museum negeri, sebenarnya untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan masyarakat adat di tingkat desa atau negeri. Hal ini karena, khususnya di Maluku basis tentang adat dan tradisi ada di desa-desa adat atau negeri.Â
Acapkali karena soal hak kultur dan historis, masyarakat adat menginginkan pusaka negeri tidak keluar dari wilayah adatnya.Â
Itu makanya, sebagian masyarkat lebih memilih menyimpan pusaka warisan leluhurnya di rumah-rumah adat, bukan di museum baik di kabupaten maupun provinsi.Â