aku tak pernah seperti itu. Kedekatanku pada Ibu hanya sebatas ia memberiku nafkah dan
menasehatiku. Itu pun hanya sedikit saja, dan hanya itu-itu saja. Hari-hariku lebih banyak diisi
kekosongan dan kebisuan. Perempuan itu tak pernah memanggilku “nak”, juga pernah memelukku,
apalagi menciumku seperti yang dikatakan teman-temanku, ketika mereka berangkat sekolah, mereka
pasti akan mencium tangan ibunya, dan ibunya pun akan mencium pipi anaknya. Oh… indahnya jika itu
juga terjadi padaku. Dunia ini terasa sangat sepi. Tapi aku hanya punya Dia.
Mungkin benar kata perempuan ini, dan mungkin juga memang benar dia adalah ibuku.
Semenjak aku bisa membuka mata. Dialah yang aku panggil Ibu, walaupun sering jika aku
memanggilnya tak menggunakan sebutan Ibu. Dan aku tau dia tulus memenuhi segala kebutuhanku
walaupun aku tak pernah memintanya. Dan tentu seorang Ibu ingin anaknya hidup bahagia seperti yang
dia inginkan. Itu memang keinginan mulia darinya, walaupun hanya bekarja sebagai tukang jamu namun
perempuan yang biasa dipanggil Patonah ini tak pernah putus asa, dan selalu berusaha bagaimana agar