Mohon tunggu...
Wiwit Wahyu Hidayati
Wiwit Wahyu Hidayati Mohon Tunggu... -

mawar berduri itu seperti halnya jarum yang menancap di busa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jujur = Minoritas

30 Januari 2014   10:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Memangnya kamu mau ikut-ikutan gitu juga?"

"Memangnya selama ini aku terlihat seperti itu ya?" tanyaku kembali sambil berpaling.

"Ya, nggak sih. Aku juga gitu Yuk. Jadi air itu memang enak, menghanyutkan. Tapi jangan terlalu terbawa arus. Terkadang air juga harus bisa tenang saat dia mampu menempatkan dalam wadah yang tenang pula. Itulah yang membedakan air di sungai dan air di wadah."

"Ya, bener banget."

"Jelas nggak apa yang aku bilang tadi?"

"Eh, ya dikit. Kalau perumpamaannya air hujan terus gimana Yan? Mumpung sekarang lagi hujan."

Dengan wajah garang Riyan melototi aku. Ya, mungkin karena sikap konyolku yang kadang membuat dia panas dingin.

"Nggak usah banyak nanya loh. Masuk sono, itu si nenek udah mau masuk."

Kali ini tempat dudukku lebih menantang lagi. Tepat di depan meja pengawas dosen. Dan seperti biasa deretanku masih mahasiswa pecinta telat baru datang. Kursi di sudut-sudut ruangan penuh lah sudah dengan segala coretan contekan. Kembali aku tengok belakangku, semua telah siap dengan sekenario masing-masing. Aku? Hanya bermodal nekat dan sok tau memantapkan diri menjawab soal. UTS kali ini ada beberapa soal yang masih bingung menjawabnya. Akibat beberapa minggu ini padat kegiatan jadi sering tidur waktu perkuliahan. Saat perasaan genting akan jawaban, pernah terbesit untuk bertanya teman. Mau tidak mau aku harus bertanya meskipun sebenarnya sudah aku kerjakan, mungkin hanya memperkuat argumen yang akan akau tambahkan.

"Tia, pendapatmu nomor tiga belas gimana?" Bisikku pada teman yang ada di belakangku.

"Aku juga nggak tau. Malah nggak aku kerjakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun