Akan tetapi tanggung jawab untuk memajukan pendidikan tidaklah menjadi tanggung jawab guru seorang, seluruh stake holder termasuk kepala sekolah dan pengawas memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas satuan pendidikan, tentu dengan tugas dan fungsinya masing-masing.Â
B. Pelaksanaan Praktik Baik
Melakukan suatu pekerjaan berdasarkan passion, tentu akan lebih menyenangkan. Sehingga pekerjaan yang dilakukan walaupun berat akan terasa ringan, itulah yang saya rasakan saat menjadi guru yang dengan perkembangan jaman menuntut untuk lebih kreatif dan inovatif.Â
Saya senang melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang kadang tidak dilakukan guru lain, seperti melatih nari  padahal saya tidak punya latar belakang pendidikan tari, hanya dengan melihat tarian  di YouTube saya dengna percaya diri melatih murid dan ikut dalam ajang lomba FLS2N walaupun tidak menjadi juara tapi saya merasakan murid termotivasi untuk belajar tarian dan rasa percaya diri murid untuk tampil didepan umum apalagi di ajang lomba.
 Mengadakan pameran dan bazaar dengan melakukan kerja sama dengan pihak sponsor dan keterlibatan orang tua dengan menampilkan karya anak dan produk yang bisa dijual sehingga rekan guru yang lain ikut terlibat sehingga acaranya gebyar dilaksanakan saat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018, kegiatan ini diapresiasi oleh Masyarakat, komite dan kepala sekolah.Â
Momen ini sangat berkesan, sebab setelah saya menjadi guru penggerak di Angkatan 2 ternyata baru mengetahui bahwa ini adalah bentuk aksi nyata dalam praktik baik di sekolah dan saya sudah melakukannya sebelum menjadi guru penggerak. Sehingga setelah saya menjadi guru penggerak semakin terpacu untuk melakukan kreatifitas dan inovasi yang lebih berdampak pada murid.Â
Saat ANBK  (asesmen Nasional Berbasis Komputer) pertama diterapkan oleh Kementerian  Pendidikan, dimana saat itu sekolah tidak memiliki perangkat IT yang lengkap dan  cukup, saya sebagai guru kelas 5, membuat strategi agar proses pelaksanaan berjalan secara mandiri, dengan berkolaborasi dengan rekan guru lainnya dan bantuan orang tua siswa akhirnya kami bisa melaksanakan ANBK dengan perangkat laptop pinjaman dari orang tua dan guru, dari awal pelaksanaan sosialisasi dan praktek penggunaan laptop bisa berjalan dengan lancar dan pelaksaan ANBK sukses  dilaksanakan, tanpa murid harus pergi ke sekolah lain yang memliki sarana yang  lengkap atau istilahnya menumpang.
Program lain yang saya buat di sekolah adalah memanfaatkan lahan sempit belakang sekolah, kebetulan lahan sekolah sudah tidak ada lahan yang bertanah, semua sudah tembokan sehingga ruang kelas menjadi panas akibat pantulan panas dari luar. Berkat kolaborasi dengan orang tua dan rekan guru yang lain kami dapat mendatangkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk membantu kami dalam  edukasi bagaimana cara menanam yang baik dengan lahan sempit dan hanya  menggunakan polybag.
 Setelah mendapatkan sosialisasi dan bimbingan bagaimana cara menanam tanaman di polybag, kami bergotong royong, murid dengan dibantu orang tuanya  mengumpulkan tanah, gabah, dan pupuk kandang, guru-guru menyiapkan bibit  (terong, cabe, tomat, bayam, dan strowberi) dan polybag, memetakan lahan mana  yang akan ditanami, bahkan murid-murid dengan kreatifitasnya mereka membawa  kaleng bekas biskuit yang di cat warna warni yang akan dijadikan pot tanaman.
Â
Membuat jadwal piket siapa yang akan menyiram dan mengontrol tanaman, membuat  disinfektan alami dari bahan sederhana dan membuat vitamin tanaman dengan murah  dari limbah rumah tangga. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sabtu, murid-murid  terlihat senang, walaupun tamanan tidak menghasilkan buah yang banyak tapi  mereka terbentuk karakternya untuk peduli terhadap lingkungan.Â
Perjalanan berikutnya adalah setelah selesai dan lulus menjadi Guru Penggerak,  ada regulasi baru dimana lulusan Guru Penggerak dapat dipromosikan untuk menjadi  kepala sekolah, perasaan yang muncul pertama adalah rasa khawatir karena takut nantinya tidak mampu membersamai murid di kelas ataupun dalam kegiatan lainya .