Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Malaka "13 " (TMN 100 H)

27 Maret 2016   16:50 Diperbarui: 27 Maret 2016   17:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Katanya dia mau pergi merantau?”.

“ Mau merantau kemana anak kakatu?”,

“ Entahlah Salmah, terserah dia lah, mau kemana dia pergi, lagipula diakan sudah besar”. Salmah terdiam, dia teringat akan anaknya Azis yang juga punya keinginan untuk mencari pekerjaan dirantau orang.

“ Kalau begitu sama dengan Azis kak. Azispun mau merantau juga, tapi kularang”. Kata Salmah sambil menyeka keringat diwajahnya yang tersengat panasnya mata hari pagi.

“ Kenapa kau larang diakan juga sudah besar, sebaya dengan anakku”. Jawab Halimah sambil memperbaiki letak topi rumput yang dipakainya.

“ Belum sanggup aku untuk melepasnya merantau?”, ujar Salmah. Isteri Baba Asiong mendekat kearah mereka, Salmah dan Halimah terdiam sesaat.

“ Hayya, kalau seperti ini bagaimana mau cepat selesai, kalian berdua lebih banyak cerita dari kerja”, Halimah dan Salmah hanya diam, mereka tetap mengerjakan pekerjaanya.

“ Hai…Suminah, loe datang sini”, tangannya melambaikan kearah Suminah yang juga bekerja di pergudangan penjemuran ikan milik Baba Asiong.

“ Ada apa nyonya?”, Tanya Suminah setelah mendekat.

“ Loe,,, jemur ikan disini, loe Salmah jemur ikan ditempat Suminah”, perintah istri Baba Asiong. Tampa menjawab Salmah wanita separoh baya itu berjalan kearah yang ditunjuk oleh isteri Babah Asiong.

“ Loe berdua tak bisa kasi dekat. Loe berdua kerjanya hanya banyak cerita. Kalau begini semua pekerja ua bisa tumpur”, isteri Babah Asiong menunjuk kearah Halimah, sementara yang ditunjuk hanya diam tak menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun